Beta blocker adalah kelompok beragam obat yang sering digunakan untuk mengobati hipertensi. Banyak dari mereka telah ditemukan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur glukosa darah. Ketika regulasi glukosa terganggu, diabetes dapat berkembang. Baik hipertensi dan diabetes meningkat insidennya, dan penelitian telah dilakukan untuk menentukan apakah ada hubungan antara perkembangan diabetes dan beta blocker. Satu studi penelitian besar telah menunjukkan bahwa risiko terkena diabetes meningkat sebesar 50 persen untuk pasien yang memakai beta blocker bila dibandingkan dengan pasien yang memakai kelas obat yang berbeda untuk hipertensi.
Terutama digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, beta blocker juga diresepkan untuk pasien dengan angina, aritmia jantung, dan gagal jantung. Beberapa profesional medis percaya bahwa banyak kasus baru diabetes dapat dicegah jika obat hipertensi yang lebih baru digunakan sebagai pengganti beta blocker. Sejumlah obat baru ini telah terbukti mengurangi risiko terkena diabetes. Meskipun ada hubungan antara diabetes dan beta blocker, para peneliti menekankan bahwa hanya sedikit dari semua kasus penyakit yang didiagnosis disebabkan oleh obat-obatan ini.
Menurut studi penelitian yang mengkonfirmasi hubungan antara diabetes dan beta blocker, obat-obatan ini tidak hanya disarankan untuk mereka yang menderita diabetes tetapi juga mungkin bukan pilihan yang baik untuk orang-orang dengan tanda-tanda ketidakteraturan gula darah. Studi tersebut membandingkan tingkat perkembangan diabetes untuk orang yang memakai beta blocker dan diuretik untuk hipertensi dengan pasien yang memakai dua obat lain. Ditemukan bahwa kombinasi beta blocker dan diuretik meningkatkan risiko terkena diabetes hingga 50 persen dibandingkan dengan obat lain. Efek samping lain dari beta blocker termasuk kelelahan, insomnia dan mual.
Penyebab diabetes sangat kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami, tetapi banyak faktor gaya hidup diyakini berkontribusi pada perkembangan penyakit ini. Obesitas, pilihan makanan, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah terbukti meningkatkan risiko. Hipertensi itu sendiri dapat meningkatkan kemungkinan terkena diabetes, tetapi juga merupakan komplikasi dari diabetes. Mengobati diabetes umumnya mencakup pemantauan kesehatan jantung dan tekanan darah secara keseluruhan. Karena hubungan antara diabetes dan beta blocker, profesional medis mulai memilih obat lain untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Secara tradisional, penggunaan beta blocker telah diperingatkan terhadap pasien diabetes karena obat memperlambat detak jantung. Ini bisa menutupi gejala peringatan jantung berdebar yang datang dengan gula darah rendah. Dengan meningkatnya kesadaran akan peran beberapa beta blocker dalam meningkatkan risiko terkena diabetes, kehati-hatian lebih lanjut disarankan dalam meresepkan obat ini. Pemantauan pasien non-diabetes untuk perubahan kadar gula darah mereka saat mereka sedang menjalani pengobatan dianjurkan untuk mencegah kemungkinan masalah dengan diabetes dan beta blocker. Pasien disarankan untuk tidak berhenti minum obat mereka tanpa bantuan dari penyedia layanan kesehatan mereka.