Apa Manfaat Tramadol untuk Depresi?

Manfaat mengonsumsi tramadol untuk depresi belum sepenuhnya diteliti, tetapi temuan awal menunjukkan bahwa itu bisa sangat efektif untuk pengobatan depresi berat dan depresi berat, bahkan pada orang yang tidak membaik dengan obat antidepresan tradisional. Beberapa orang juga menggunakan tramadol untuk mengobati anjing yang depresi, dengan efek yang tampaknya positif. Namun, tramadol dapat memiliki beberapa efek samping, beberapa di antaranya parah.

Tramadol secara tradisional digunakan sebagai pereda nyeri, dan dalam banyak hal mirip dengan pereda nyeri narkotik seperti kodein. Ini adalah versi sintetis dari pereda nyeri opiat dan bekerja dengan cara yang kurang lebih sama, dengan mengurangi persepsi tubuh terhadap rasa sakit. Sayangnya, seperti juga opiat, tramadol dapat menjadi pembentuk kebiasaan, dan menimbulkan beberapa gejala putus obat yang mungkin terjadi ketika pengguna mencoba berhenti minum obat.

Penggunaan tramadol untuk depresi belum sepenuhnya diselidiki, tetapi temuan awal sangat positif. Sementara penelitian formal yang ekstensif belum dilakukan, penderita depresi dan pengguna obat telah berkomentar bahwa satu-satunya hal yang menghilangkan depresi mereka adalah tramadol. Beberapa pengguna bahkan mencoba menggalang dukungan untuk reklasifikasi obat.

Meski penggunaan tramadol untuk mengobati depresi tampaknya banyak memberikan efek positif, namun ada juga efek negatif dari mengonsumsi obat tersebut. Potensi efek samping tramadol termasuk pusing, kantuk, muntah, sakit kepala dan tangan gemetar. Ini adalah efek samping yang relatif kecil, dan pasien hanya boleh menghubungi dokter mereka jika efek negatifnya sangat parah atau persisten. Ada juga kemungkinan efek samping yang lebih serius saat mengonsumsi tramadol, seperti kesulitan bernapas, halusinasi, dan kejang. Jika pasien mengalami gejala yang lebih serius ini, ia harus segera menghubungi dokter.

Meskipun tampaknya ada banyak manfaat mengonsumsi tramadol untuk depresi, pasien hanya boleh mengonsumsi tramadol jika diresepkan oleh dokter mereka. Studi lebih lanjut mengenai efek tramadol untuk depresi dapat menyebabkan obat tersebut diklasifikasikan kembali sebagai anti-depresan, tetapi hingga Maret 2011 belum mencapai titik itu.