Alat pacu jantung buatan, dengan generator dan kabelnya, dapat berupa perangkat eksternal atau internal. Umumnya, mereka adalah perangkat kecil yang dijalankan dengan baterai yang membantu detak jantung dalam ritme yang teratur. Alat pacu jantung buatan menghasilkan impuls listrik yang merangsang jantung untuk berdetak.
Jantung memiliki alat pacu jantung alami yang disebut nodus sinoatrial (nodus SA). Nodus SA mencakup sel-sel khusus di tingkat atas ruang atas di jantung yang membantu jantung mempertahankan detaknya dalam keadaan normal. Ruang jantung berkontraksi ketika impuls listrik bergerak melintasi masing-masing ruang.
Agar jantung mempertahankan detaknya dengan benar, sinyal itu harus berjalan melalui jalur tertentu untuk sampai ke bilik jantung bagian bawah, ventrikel. Jika alat pacu jantung SA alami gagal, dapat mengakibatkan jantung seseorang berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau terlalu tidak teratur. Inilah salah satu alasan dibutuhkannya alat pacu jantung buatan. Masalah ritme juga dapat terjadi karena penyumbatan jalur listrik di jantung. Ini adalah alasan lain mengapa alat pacu jantung buatan mungkin diperlukan.
Generator alat pacu jantung buatan biasanya ditanamkan di bawah kulit melalui sayatan kecil. Sebuah elektroda ditanamkan berdekatan dengan dinding di jantung, dan muatan listrik bergerak melalui kawat menuju jantung. Generator terhubung ke jantung dengan kabel kecil lainnya. Impuls mengalir melalui sadapan ke jantung dan diatur waktunya untuk mengalir secara berkala, sama seperti impuls dari alat pacu jantung alami. Alat pacu jantung buatan memiliki mode sensor yang mencegah alat pacu jantung mengirimkan impuls jika detak jantung seseorang melebihi tingkat tertentu.
Wilson Greatbatch menemukan alat pacu jantung pada tahun 1958. Dia memasang satu resistor yang memiliki resistansi yang salah saat dia membuat osilator untuk merekam suara jantung. Itu mulai memberikan denyut listrik. Saat itu, ia menyadari bahwa alat ini berpotensi digunakan untuk mengatur fungsi jantung. Kemudian, ia menemukan baterai lithium yang dapat memberi daya pada alat pacu jantung.
Arne Larsson, seorang insinyur Swedia, adalah orang pertama yang mendapatkan alat pacu jantung secara internal. Infeksi virus telah merusak sirkuit listrik di jantungnya. Itu menyebabkan bradikardia, berkurangnya aliran darah ke otak, dan masalah berulang yang mengakibatkan pingsan. Pada tanggal 8 Oktober 1958, ahli bedah jantung Dr. Ake Senning dan insinyur elektronik Dr. Rune Elmquist memasang alat pacu jantung kecil dan menanamkannya ke dada Larsson. Alat pacu jantung itu sangat sukses sehingga Larsson hidup sampai usia 86 tahun; dia meninggal karena melanoma, bukan penyakit jantung.