Bedah usus besar laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang menggunakan sayatan kecil dan peralatan medis yang dikendalikan dari jarak jauh untuk mengoperasi pasien. Ini biasanya digunakan dalam operasi seperti reseksi usus besar laparoskopi dan kolektomi laparoskopi. Prosedur ini memiliki beberapa pro dan kontra yang dapat dipertimbangkan. Untuk kelebihannya, operasi ini relatif non-invasif dengan waktu pemulihan yang lebih cepat dan trauma yang minimal. Di sisi lain, peralatan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan operasi biasanya membuat biaya lebih mahal. Ini juga berisiko untuk operasi yang rumit jika dibandingkan dengan operasi usus besar tradisional.
Karena operasi usus besar laparoskopi memerlukan sayatan kecil di perut, itu kurang invasif dibandingkan dengan operasi terbuka konvensional. Organ dapat diakses tanpa melakukan banyak kerusakan pada tubuh. Akibatnya, perawatan pasca bedah usus besar laparoskopi lebih baik.
Sebuah operasi usus besar laparoskopi rata-rata biasanya memakan waktu antara dua sampai tiga jam, yang secara signifikan kurang dari operasi terbuka. Hanya diperlukan dosis anestesi minimal yang biasanya mengurangi risiko komplikasi terkait anestesi. Trauma pasca operasi juga berkurang setelah prosedur laparoskopi, yang memerlukan lebih sedikit penggunaan obat pereda nyeri.
Tinggal di rumah sakit setelah operasi laparoskopi biasanya antara satu sampai tiga hari, dengan mayoritas pasien dipulangkan setelah dua puluh empat jam. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat bergerak dalam waktu singkat setelah operasi. Selain itu, keluarnya rumah sakit lebih cepat menghemat biaya serta menjadi lebih baik bagi pasien dari sudut pandang emosional. Keuntungan lain dari operasi perut laparoskopi termasuk lebih cepat kembalinya fungsi usus normal dan diet makanan padat. Akhirnya, jaringan parut pasca operasi berkurang yang bagi banyak orang sangat penting.
Ahli bedah yang melakukan operasi laparoskopi sering menjalani pelatihan tambahan. Ini karena peralatannya lebih rumit daripada alat bedah yang digunakan dalam operasi terbuka. Peralatan khusus yang digunakan juga dapat menyebabkan biaya operasi yang lebih tinggi. Selain itu, ada rumah sakit yang tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk operasi semacam ini.
Tidak semua orang adalah kandidat untuk operasi usus besar laparoskopi, termasuk pasien dengan timbunan lemak substansial di antara organ-organ atau yang rentan terhadap pendarahan yang berlebihan. Juga, pasien yang telah menjalani operasi di perut mungkin bukan kandidat yang baik untuk operasi. Ini karena bekas luka yang terbentuk dari operasi sebelumnya yang dapat membuat peralatan tidak berfungsi dengan baik.
Ada sejumlah komplikasi dari operasi usus besar laparoskopi. Dua yang paling umum adalah pendarahan yang berlebihan dan infeksi. Selain itu, area kerja yang terbatas dapat menyebabkan organ yang berdekatan dengan usus besar secara tidak sengaja terluka.