Tusuk jarum kering adalah prosedur terapi invasif yang melibatkan penyisipan jarum filamen padat untuk tujuan menghilangkan nyeri otot. Meskipun mirip dengan teknik akupunktur Cina, tusuk jarum kering didasarkan pada prinsip-prinsip neurofisiologis dan anatomi Barat. Perawatan ini digunakan khusus untuk mengontrol nyeri pada sistem muskuloskeletal dan terutama untuk orang yang menderita sindrom nyeri myofascial.
Sindrom nyeri myofascial, yang ditandai dengan nyeri pada otot dan jaringan ikat terkait, bisa akut atau kronis. Hal ini disebabkan oleh kelebihan beban otot oleh faktor-faktor seperti trauma, penyakit, infeksi, ketidakseimbangan homeostatik dan stres psikologis. Pembebanan pada otot ini selanjutnya menyebabkan titik pemicu (TrPs) terbentuk. Titik pemicu pertama kali diidentifikasi oleh dokter Janet Travell sebagai titik hiperiritasi pada otot rangka karena kontraksi lokal dari sejumlah kecil serat otot di dalam otot yang lebih besar, membentuk simpul yang menghasilkan dan mempertahankan rasa sakit yang terkait dengan sindrom nyeri myofascial. Simpul ini, yang merupakan indikasi diagnostik utama dari kondisi tersebut, diidentifikasi dengan palpasi dan gejala terkait nyeri tekan dan nyeri.
Perawatan awal dari titik-titik pemicu ini melibatkan memasukkan jarum melalui kulit dan ke dalam otot di TrP, kemudian menyuntikkan analgesik. Pada akhir 1970-an, ditemukan bahwa penghilang rasa sakit pada pasien yang memiliki keluhan myofascial tampaknya lebih berkorelasi dengan tekanan sebenarnya dari jarum pada TrP daripada obat penghilang rasa sakit yang digunakan. Namun, untuk tusuk jarum kering untuk mengurangi rasa sakit dengan benar, jarum harus membuat kontak yang akurat dengan TrP.
Jika TrP dirangsang dengan benar, respons kedutan lokal akan dihasilkan. Respon kedutan lokal ini merupakan refleks tak sadar dari sumsum tulang belakang, yang menghasilkan kontraksi pada otot yang menegang. Efek analgesik dari tusuk jarum kering diduga disebabkan oleh stimulasi selanjutnya dari produksi opioid yang sudah diproduksi secara alami oleh tubuh, termasuk endorfin, endomorfin, dimorfin, dan enkefalin.
Kemanjuran sebenarnya dari tusuk jarum kering tidak diketahui pada tahun 2011, karena penelitian yang meneliti teknik dan efeknya memiliki ukuran sampel yang kecil dan kualitas data yang buruk. Metode perawatan ini dipraktikkan oleh ahli tulang dan terapis fisik di negara-negara seperti Kanada, Inggris Raya, Afrika Selatan, Swiss, dan Belanda. Tusuk jarum kering juga dilakukan di Chili, Selandia Baru dan Spanyol. Di Amerika Serikat, tusuk jarum kering digunakan sebagai teknik terapi tetapi hanya legal di negara bagian tertentu.