Ahli bedah laparoskopi akrab dengan berbagai macam alat yang tidak pernah atau jarang digunakan oleh beberapa ahli bedah. Simulator bedah, trocas, dan insufflator adalah instrumen laparoskopi yang mungkin digunakan oleh ahli bedah jenis ini setiap hari. Kamera dan layar tampilan juga merupakan komponen penting dari operasi laparoskopi. Selain instrumen dan alat-alat ini, peralatan bedah khas juga digunakan, termasuk tetapi tidak terbatas pada gunting, penggenggam, dan tabung hisap.
Trocar adalah instrumen tajam yang menyerupai pedang kecil. Ini meluncur melalui tabung berongga yang disebut kanula dan digunakan untuk membuat port ke perut. Sementara mereka awalnya digunakan untuk melepaskan cairan dalam tubuh, mereka sekarang juga digunakan untuk memperkenalkan instrumen laparoskopi kecil. Kamera, gunting, dan penggenggam biasanya digunakan dengan trocar. Trocars tidak terbatas digunakan oleh ahli bedah untuk manusia; dokter hewan juga menggunakannya pada hewan.
Dengan bantuan kamera dan layar tampilan yang besar, ahli bedah laparoskopi dapat memperbesar area kerja mereka hingga 10 kali lipat dari ukuran aslinya. Ini adalah kemampuan yang sangat bermanfaat ketika membuang bagian tubuh yang sangat kecil. Ahli bedah lain menggunakan kamera dan layar tampilan, tetapi ahli bedah laparoskopi umumnya tidak dapat bekerja tanpanya.
Insufflator adalah kategori instrumen laparoskopi yang sangat berharga, yang tanpanya operasi melalui sayatan kecil tidak mungkin dilakukan. Alat-alat ini bekerja untuk mengisi rongga perut dengan gas karbon dioksida sehingga ahli bedah memiliki ruang untuk melihat dan mengoperasi di dalamnya. Tanpa perluasan rongga perut, tidak akan ada ruang kosong untuk bermanuver, karena kulit dan dinding perut pada dasarnya akan tertarik ke organ dalam. Meskipun insuflasi merupakan bagian penting dari setiap operasi laparoskopi, teknik ini juga digunakan sebagai bagian dari penerapan jenis operasi invasif minimal lainnya untuk alasan yang sama.
Jenis instrumen laparoskopi lainnya adalah simulator bedah, yang dapat membantu ahli bedah menjalani dan mempersiapkan operasi laparoskopi. Instrumen terintegrasi realitas virtual ini memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi tiruan dan bereksperimen dengan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu tanpa mempertaruhkan nyawa manusia. Laparoskopi realitas virtual juga dapat menjadi cara yang efektif bagi mahasiswa bedah untuk berlatih melakukan jenis operasi ini tanpa risiko. Penggunaan teknologi ini berarti bahwa ahli bedah tidak harus melakukan operasi baru pada pasien yang sebenarnya dan bahwa pertama kali mereka melakukannya akan didukung oleh pengalaman yang diperoleh dalam realitas virtual.