Apa Efek Samping Tetrasiklin yang Berbeda?

Ada beberapa efek samping tetrasiklin yang harus diwaspadai jika mengonsumsi obat ini. Tetrasiklin adalah antibiotik yang diresepkan untuk infeksi bakteri seperti pneumonia, jerawat, infeksi saluran kemih, dan penyakit menular seksual tertentu. Bagi wanita yang sedang hamil, efek sampingnya merusak janin setelah kehamilan bulan keempat karena menghambat perkembangan tulang. Secara umum, ada beberapa efek samping yang tidak serius, termasuk mual, berbagai jenis luka, dan perubahan warna kulit. Efek samping tetrasiklin yang lebih serius dapat berupa gejala seperti flu, pusing, sakit parah, dan reaksi alergi.

Seorang wanita hamil harus menyadari efek samping tetrasiklin yang mempengaruhi janin, dan dia harus mendiskusikan pilihan pengobatan yang berbeda dengan dokternya. Pada trimester pertama, ada sedikit peningkatan untuk cacat lahir ringan pada janin saat ibu mengonsumsi tetrasiklin. Selama trimester kedua dan ketiga, obat tersebut dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tulang bayi yang sedang berkembang dan menyebabkan perubahan warna pada gigi bayi. Kira-kira lima hari setelah ibu berhenti minum tetrasiklin, bayi tidak lagi terpengaruh oleh obat dan pertumbuhan tulang kembali normal, tetapi perubahan warna gigi mungkin tetap ada. Namun, ada sedikit risiko bagi bayi dari tetrasiklin dalam ASI.

Sebagian besar waktu, efek samping tetrasiklin tidak serius, dan mungkin termasuk gejala seperti mual, muntah, dan diare. Seseorang mungkin juga mengalami luka, bengkak, atau gatal pada area genital. Efek samping lainnya adalah perubahan warna kulit di mana kulit mungkin berubah menjadi merah atau kekuningan, dan bintik-bintik putih mungkin muncul di mulut atau di bibir.

Dalam beberapa kasus, efek samping tetrasiklin bisa parah dan memerlukan perhatian medis. Beberapa di antaranya termasuk gejala seperti flu, sakit kepala, kelemahan dan kelesuan yang ekstrem, dan kekakuan atau pembengkakan pada persendian. Efek samping yang lebih serius dapat berupa penglihatan kabur, pusing, dan kebingungan. Selain itu, seseorang mungkin mengalami ruam kulit dengan lepuh dan mengelupas, penyakit kuning pada kulit atau mata, kehilangan nafsu makan, atau buang air kecil yang lebih jarang atau berubah warna karena mengonsumsi tetrasiklin. Selain itu, nyeri di perut yang menyebar ke punggung, nyeri atau luka di mulut dan tenggorokan, dan mudah memar atau berdarah juga bisa menjadi efek samping tetrasiklin.

Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap tetrasiklin. Gejala utama dalam situasi ini termasuk gatal-gatal pada kulit, kesulitan bernapas, dan pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan. Jika seseorang memiliki reaksi alergi, ia harus mencari bantuan medis segera.