Apa Kegunaan Medis Aconitum Carmichaelii?

Meskipun anggota genus Aconitum seperti Aconitum carmichaelii telah digunakan selama ratusan tahun dalam tradisi medis Tibet, Ayurveda, Unani, Siddha, dan Tiongkok, penggunaannya di tangan praktisi yang tidak terlatih dapat dengan mudah berakibat fatal. Kaya akan sejumlah alkaloid yang sangat beracun, Aconitum carmichaelii harus diperlakukan dengan cermat sebelum digunakan untuk menghilangkan senyawa ini tanpa merusak kegunaannya sebagai ramuan obat. Tidak lagi digunakan di sekolah pengobatan naturopati Amerika Utara atau Eropa, Aconitum carmichaelii telah mempertahankan tempatnya sebagai salah satu anggota paling kuat dari farmakope herbal Asia. Dalam tradisi ini, digunakan secara tunggal dan dalam formulasi sebagai pengobatan untuk berbagai kondisi, termasuk kelemahan umum, defisiensi Yang, radang usus buntu, sakit parah, retensi air, tekanan darah tinggi, peradangan, rematik, kelemahan jantung, nyeri lambung, sirkulasi yang lemah, dan penurunan fungsi ginjal.

Wolfsbane atau monkshood, seperti yang kadang-kadang disebut Aconitum carmichaelii, membutuhkan kehati-hatian yang luar biasa tidak hanya selama pemberian, tetapi juga ketika dikumpulkan dan diproses untuk digunakan. Racun di dalam tanaman mudah diserap melalui kulit, terutama melalui ujung jari, mata, hidung, bibir dan selaput lendir lainnya. Dimungkinkan untuk menyerap dosis racun hanya dengan menangani daun atau akar ramuan tanpa perlindungan kulit yang tepat. Saat menangani ramuan kering dalam jumlah besar, masker atau respirator harus dipakai untuk mencegah penyerapan racun melalui debu yang dihirup. Gejala terkena Aconitum carmichaelii adalah mati rasa pada bibir, lidah, dan tenggorokan, diikuti dengan air liur yang intens, mual, muntah, kelemahan, kehilangan koordinasi, penglihatan kabur, distorsi warna, diare, sensasi kesemutan menyebar di seluruh tubuh. seluruh tubuh, dehidrasi berat, dan kematian akibat aritmia jantung.

Bahan kimia yang umumnya dianggap bertanggung jawab atas toksisitas tanaman adalah aconitine, meskipun hypaconitine dan mesaconitine yang kurang kuat juga beracun. Aconite yang diproses dengan benar mengandung kurang dari 0.001% bahan kimia yang terakhir dan jumlah aconitine yang dapat diabaikan, sambil mempertahankan tingkat aktif biologis dari stimulan dan alkaloid kardiotonik higenamine. Higenamine memiliki profil farmakologis yang mirip dengan obat agonis b-adrenergik isoproterenol, dan kemungkinan merupakan bahan aktif dalam formulasi Aconitum carmichaelii yang diproses. Karena intensitas aktivitas tanaman, hampir selalu digunakan dalam kombinasi dengan herbal lain bila diberikan secara internal. Penggunaan herbal ringan seperti licorice dan jahe bersama aconite dianggap membantu mengimbangi timbulnya efek samping.