Apa Efek Samping dari Proton Pump Inhibitor?

Efek samping dari penghambat pompa proton umumnya ringan, dan akan bervariasi, tergantung pada merek tertentu yang digunakan pasien. Jenis obat ini sering digunakan untuk mengobati gejala penyakit refluks gastroesofagus (GERD), asam lambung berlebih, dan juga dapat membantu mencegah atau mengobati tukak lambung. Mereka bekerja dengan mengurangi jumlah asam di perut. Beberapa contoh obat penghambat pompa proton termasuk omeprazole, esomeprazole, dan raberprazole.

Beberapa efek samping kecil dari penghambat pompa proton dapat mencakup mual, sakit perut, dan perut kembung. Muntah dan diare dapat terjadi, atau pasien mungkin mengalami konstipasi. Beberapa penghambat pompa proton juga dapat menyebabkan gejala demam atau pilek, seperti sakit tenggorokan, bersin, dan pilek. Pasien lain telah melaporkan sakit kepala, kantuk, dan mulut kering. Jika salah satu dari efek samping ini menetap atau menjadi lebih parah, pasien harus mendiskusikannya dengan dokter yang meresepkan.

Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap penghambat pompa proton. Ini memerlukan perawatan medis yang mendesak, dan dapat diindikasikan dengan pembengkakan tenggorokan, bibir, atau wajah. Tanda-tanda tambahan dari reaksi alergi dapat mencakup gatal-gatal, ruam kulit, dan kesulitan bernapas.

Efek samping lain yang jarang namun serius dari penghambat pompa proton mungkin termasuk kejang, gerakan otot tersentak-sentak, dan merasa sangat lemah atau lemas. Kram otot, detak jantung yang cepat atau tidak merata, dan perasaan gelisah juga dapat terjadi. Beberapa orang juga melaporkan kebingungan, pusing, dan batuk, bersama dengan sensasi tersedak.

Pasien harus mengikuti semua petunjuk dosis dengan hati-hati, karena kemungkinan overdosis pada obat ini. Beberapa kemungkinan efek samping overdosis dari penghambat pompa proton mungkin termasuk penglihatan kabur, detak jantung yang cepat, dan kantuk. Mual, muntah, dan mulut kering dapat terjadi, bersama dengan sakit kepala dan keringat berlebih.

Mereka yang menggunakan penghambat pompa proton harus menyadari bahwa dengan penggunaan dalam jangka waktu yang lama atau dosis tinggi, obat ini dapat meningkatkan kemungkinan patah tulang yang berhubungan dengan osteoporosis. Risiko komplikasi ini umumnya meningkat pada orang dewasa yang berusia 50 tahun atau lebih. Fraktur ini terutama dapat terjadi pada tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan.

Untuk mengurangi risiko efek samping dari penghambat pompa proton, pasien harus mengungkapkan kondisi medis lainnya, obat-obatan, dan suplemen. Wanita yang sedang hamil atau menyusui harus mendiskusikan hal ini dengan dokter mereka. Mungkin berbahaya untuk mengonsumsi obat ini jika pasien mengalami sakit perut, sering nyeri dada, atau mual, disertai muntah. Interaksi dengan obat dan suplemen lain dapat terjadi, terutama dengan pengencer darah, diuretik, dan zat besi.