Apa Kemungkinan Interaksi Albuterol?

Albuterol adalah nama generik dari obat yang diresepkan untuk pengobatan beberapa penyakit paru-paru. Obat meredakan kejang bronkial, atau bronkospasme, terkait dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma, dan tersedia sebagai inhalansia, tablet dan sirup. Seperti obat resep dan obat bebas lainnya, interaksi dengan obat lain dimungkinkan. Orang yang harus menggunakan obat ini harus menyadari kemungkinan interaksi albuterol dengan beberapa diuretik, beta blocker, antidepresan trisiklik, inhibitor monoamine oksidase dan digoxin.

Interaksi albuterol dengan beberapa obat, seperti beta blocker, menurunkan efektivitas kedua obat. Beberapa beta blocker bereaksi dengan albuterol lebih dari yang lain, dan pasien harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau apoteker sebelum menggabungkan kedua obat. Beberapa diuretik, bila dikonsumsi dengan albuterol, dapat menyebabkan penurunan kalium dalam tubuh, suatu kondisi berbahaya yang disebut hipokalemia yang dapat menyebabkan ketidakteraturan jantung.

Digoxin adalah obat yang digunakan dalam pengobatan masalah jantung, dan mempengaruhi kadar kalium dan natrium dalam jantung. Interaksi albuterol dapat mempengaruhi pasien yang menggunakan digoxin dengan mengurangi jumlah digoxin dalam sistem seseorang. Interaksi albuterol tersebut mungkin mengharuskan dokter untuk memantau tingkat digoksin pasien lebih dekat, yang dapat mengakibatkan penyesuaian dosis.

Interaksi albuterol yang berbahaya dapat terjadi ketika obat tersebut dikombinasikan dengan inhibitor monoamine oksidase, juga dikenal sebagai MAOI. Pakar kesehatan merekomendasikan untuk sangat berhati-hati dengan kombinasi ini karena penurunan tekanan darah yang berbahaya dapat terjadi, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipotensi. Pasien yang menggunakan MAOI dan yang juga membutuhkan albuterol harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum kedua obat tersebut bersama-sama. Hipotensi juga dapat terjadi ketika menggabungkan albuterol dan antidepresan trisiklik.

Albuterol sering dikombinasikan dengan obat lain untuk mengobati asma dan PPOK, seperti salmeterol dan flutikason. Salmeterol adalah bronkodilator, dan flutikason adalah kortikosteroid. Kedua obat ini, seperti albuterol, hanya tersedia dengan resep dokter. Albuterol, bila dihirup, dapat bekerja relatif cepat, dalam waktu sekitar 15 menit, dan efek menguntungkan dapat berlanjut selama kurang lebih enam jam.

Kemungkinan efek samping albuterol dapat mencakup tremor, palpitasi, mimisan, tekanan darah tinggi, pusing, gugup, sakit kepala, mual dan mulas. Jarang, beberapa orang juga mengalami bronkospasme paradoks, pembengkakan, gatal-gatal dan ruam. Tidak cukup penelitian yang tersedia untuk menyimpulkan apakah obat tersebut aman digunakan selama kehamilan, dan beberapa penelitian menunjukkan penggunaan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir.