Perbedaan antara clonazepam dan alprazolam cukup kecil, karena obat-obatan tersebut termasuk dalam keluarga benzodiazepine dan memiliki aksi yang serupa. Kedua perawatan digunakan untuk gangguan kecemasan, tetapi clonazepam sering diresepkan untuk kejang juga. Dosis obat-obatan ini juga berbeda dalam beberapa kasus. Misalnya, jika seorang pasien menggunakan alprazolam untuk gangguan panik, ia akan membutuhkan 0.5 miligram (mg) tiga kali sehari, tetapi jika pasien yang sama menggunakan klonazepam, ia hanya akan diberikan 0.25 mg dua kali sehari.
Clonazepam dan alprazolam paling mudah dibedakan berdasarkan kondisi yang biasanya digunakan untuk mengobatinya. Sementara kedua perawatan cocok untuk digunakan pada pasien dengan gangguan kecemasan, clonazepam juga dapat digunakan untuk mengobati pasien yang menderita gangguan kejang. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati kejang petit mal, kejang akinetik, dan mioklonus. Sebaliknya, alprazolam hanya digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan dan serangan panik. Perbedaan efek clonazepam dan alprazolam ini dapat dijelaskan dengan perbedaan struktur dan kandungan kimianya.
Dosis obat-obatan ini dapat berbeda, bahkan ketika digunakan untuk mengobati kondisi yang sama. Serangan panik adalah salah satu kondisi di mana kedua perawatan dapat digunakan, dan kondisi ini menunjukkan perbedaan dosis obat. Seorang pasien yang memakai alprazolam untuk serangan panik membutuhkan dosis 0.5 mg tiga kali sehari. Dosis clonazepam umumnya lebih rendah dan perlu diberikan lebih jarang. Sementara keduanya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan, dosis awal clonazepam hanya 0.25 mg dua kali sehari, secara keseluruhan berjumlah perbedaan 1 mg per hari.
Kesamaan antara clonazepam dan alprazolam lebih jelas daripada perbedaannya, karena obat-obatan tersebut termasuk dalam kelas umum yang sama. Obat benzodiazepin menonjolkan efek asam gamma-aminobutyric (GABA), yang merupakan neurotransmitter yang ditemukan di dalam otak. Neurotransmitter pada dasarnya dapat dianggap sebagai pembawa pesan kimia, dan dokter percaya bahwa mereka berhubungan langsung dengan kecemasan dan gangguan mood. GABA adalah neurotransmitter yang bekerja untuk memperlambat aktivitas otak. Pada pasien dengan gangguan panik atau kecemasan, aktivitas otak yang berlebihan dapat menjadi katalis untuk serangan.
Efek clonazepam dan alprazolam ini untuk mengurangi aktivitas otak secara keseluruhan dapat menyebabkan beberapa efek samping. Misalnya, kedua perawatan dapat menyebabkan sedasi umum, bahkan pada dosis rendah, dan alprazolam pada dosis yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan masalah bicara dan memori serta kelelahan secara keseluruhan. Kedua perawatan juga dapat menyebabkan gejala penarikan jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dan kemudian dihentikan.