Bagaimana Cara Memilih Pengobatan Kusta Terbaik?

Pengobatan kusta berusaha untuk meminimalkan atau mencegah kerusakan pada sistem yang terkena, termasuk kulit, mata, sistem pernapasan, dan saraf perifer. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium leprae, ditemukan pada tahun 1873 oleh dokter Norwegia GA Hansen. Terapi multidrug (MDT) direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pengobatan kusta yang efektif, dilengkapi dengan perawatan suportif lainnya jika diperlukan. Penyakit ini dapat disembuhkan jika rejimen pengobatan kusta diikuti secara memadai.

Pilihan pertama untuk pengobatan kusta adalah obat-obatan, terutama antibiotik untuk membunuh bakteri. Obat yang paling sering digunakan adalah dapson, rifampisin, dan klofazimin. Mereka dapat dikombinasikan untuk meningkatkan efek membunuh bakteri dan mencegah resistensi organisme, dan umumnya aman. Kortikosteroid oral dan thalidomide membantu mengurangi peradangan dan respon imun. WHO menyediakan terapi MDT gratis untuk pasien kusta di seluruh dunia, sangat membantu mereka yang berpenghasilan kecil atau tidak sama sekali.

Pendidikan adalah bagian besar dari pengobatan kusta. Pasien diajari perawatan diri yang serupa dengan individu dengan neuropati diabetik, yang melibatkan pemeriksaan ekstremitas secara cermat dan melindungi area yang mati rasa dari cedera. Di daerah-daerah di mana penyakit ini menjadi penyebab pengucilan dan takhayul, pendidikan dapat membantu membawa penderita ke depan untuk pengobatan, dan rehabilitasi berbasis masyarakat membantu mengintegrasikan kembali mereka ke dalam masyarakat. Konseling psikologis dapat membantu pasien mengatasi stigma sosial dari kondisi tersebut dan efek mentalnya.

Jika kusta tidak diobati untuk waktu yang lama, kelainan bentuk dan hilangnya fungsi dapat terjadi. Pasien memiliki pilihan pembedahan rekonstruktif untuk mengembalikan fungsi, penampilan, dan sensasi pada area yang rusak, kecuali pengobatan kusta telah diabaikan dan penyakitnya telah lanjut. Rehabilitasi fisik dan prosthetics untuk menggantikan ekstremitas yang hilang karena penyakit adalah pilihan bagi mereka yang tidak dapat menjalani operasi.

Pasien yang gagal untuk mematuhi rejimen MDT berisiko cacat permanen jika ada keterlibatan saraf. Terapi MDT menghentikan proses infeksi, menjaga penyebaran penyakit tetap terkendali. Seperti halnya pengobatan antibiotik, pasien harus menjalani seluruh pengobatan, atau mereka dapat berkontribusi terhadap resistensi antibiotik Mycobacterium leprae. Di banyak yurisdiksi, kusta adalah penyakit yang dapat dilaporkan, artinya kasus harus didokumentasikan dengan departemen kesehatan setempat.

Kerusakan mata sering terjadi pada kusta yang tidak diobati, dan merupakan penyebab kebutaan ketiga di dunia. Hal ini membuat diagnosis dini penyakit menjadi penting dalam mencegah komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan yang signifikan. Jika pengobatan lengkap diikuti, pengobatan kusta kemungkinan akan menghasilkan hasil yang baik bagi pasien.