Perawatan yang tepat untuk bisul dengan nanah tergantung pada lokasi bisul dan penyebabnya. Biasanya, kondisi ini terkait dengan infeksi bakteri. Bisul yang mengandung nanah biasanya berwarna merah, meradang, dan nyeri. Selain itu, warna nanah biasanya putih atau kuning, meski terkadang bisa diwarnai dengan darah. Untuk memastikan jenis organisme mana yang menyebabkan infeksi, pengumpulan nanah dari bisul mungkin diperlukan agar dapat dibiakkan di laboratorium.
Seseorang tidak boleh mencoba menusuk bisul dengan nanah. Ini mungkin menggoda karena setelah nanah dikeluarkan dari bisul, biasanya terasa lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan infeksi menjadi lebih buruk, jadi setiap tusukan bisul harus diserahkan kepada profesional kesehatan. Namun, jika seseorang mendapatkan bisulnya ditusuk oleh seorang profesional medis, antibiotik oral atau topikal mungkin akan diresepkan.
Nanah terbentuk sebagai respons terhadap proses infeksi, dan meskipun tidak semua infeksi menyebabkan produksi nanah, banyak infeksi pada kulit yang menyebabkannya. Infeksi umum yang menyebabkan pembentukan nanah termasuk kuku kaki yang tumbuh ke dalam yang terinfeksi, infeksi pada dasar kuku tangan, dan jerawat yang terinfeksi. Selain itu, abses gigi dapat menyebabkan pembentukan nanah, seperti halnya infeksi mata tertentu. Selain itu, bisul dengan nanah bisa sangat menular sehingga orang-orang di rumah yang sama tidak boleh berbagi waslap atau handuk.
Bisul apa pun bisa sangat menyakitkan, terutama jika berada di area yang terkena duduk. Untuk meringankan rasa sakit, obat anti-inflamasi yang dijual bebas dapat diminum, seperti halnya analgesik. Selain infeksi lokal, bisul dengan nanah dapat menyebabkan gejala infeksi sistemik. Ini termasuk demam, menggigil, nyeri tubuh, dan mual. Biasanya, ketika antibiotik oral diberikan untuk bisul yang terinfeksi, gejala infeksi lokal dan sistemik umumnya mereda.
Penting untuk dicatat bahwa ketika seorang pasien diberi resep antibiotik oral untuk bisul dengan nanah, ia harus menyelesaikan seluruh resepnya. Jika dia gagal melakukannya, infeksi mungkin tidak akan sembuh atau bahkan bisa memburuk. Antibiotik dapat menyebabkan efek samping yang membandel seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Efek samping ini bisa sangat mengganggu sehingga terkadang menyebabkan pasien berhenti minum antibiotik. Orang tidak boleh menghentikan pengobatan dengan obat resep kecuali disarankan untuk melakukannya oleh penyedia layanan kesehatan mereka.