Rendahnya tingkat vitamin B12 dalam tubuh sering diobati dengan suntikan. Ada banyak penyebab rendahnya kadar B12 dan ini dapat mencakup masalah malabsorpsi di usus kecil, kepatuhan terhadap pola makan vegan yang ketat, dan asupan obat anti-diabetes. Penyebab paling umum dari kekurangan vitamin B12 adalah gangguan autoimun yang dikenal sebagai anemia pernisiosa. Faktor utama yang biasanya menentukan dosis injeksi B12 adalah tingkat vitamin ini dalam tubuh, seperti yang ditentukan oleh tes darah. Kehamilan dapat meningkatkan kebutuhan suplemen B12 dan penyesuaian dosis mungkin diperlukan selama waktu ini.
Tingkat B12 yang rendah biasanya terlihat pada orang di atas usia 65 tahun dan pada mereka yang menderita anemia pernisiosa. Tingkat vitamin ini diperlukan untuk fungsi neurologis normal dan untuk konversi nutrisi menjadi energi dalam tubuh. Kekurangan dapat menyebabkan berbagai gejala neurologis dan kelainan hematologi.
Diagnosis defisiensi B12 umumnya sederhana dan dilakukan dengan mengukur kadar B12 dalam darah. Tingkat serum vitamin biasanya merupakan faktor utama yang mempengaruhi dosis injeksi B12. Semakin rendah tingkat darah, semakin tinggi dosis B12 tambahan. Dalam beberapa kasus, suplementasi B12 dapat dihentikan setelah kadar darah menjadi normal. Bagi kebanyakan orang, bagaimanapun, suplementasi sedang berlangsung.
Terapi suplementasi umumnya diberikan melalui injeksi intramuskular, dengan dosis 1,000 hingga 2,000 mikrogram (mcg) setiap hari hingga dua minggu. Ini umumnya mengarah pada peningkatan cepat kadar B12 darah. Dosis pemeliharaan jangka panjang yang umum berkisar antara 100 hingga 1,000 mikrogram, diberikan sebulan sekali. Tes darah biasanya dilakukan setiap beberapa bulan untuk memantau tingkat selama pengobatan. Ini biasanya membantu memastikan dosis injeksi B12 yang benar diberikan.
Kehamilan dapat mempengaruhi kadar B12 dalam tubuh. Orang yang membutuhkan terapi B12 jangka panjang harus menjalani pengujian rutin selama waktu ini, karena dosis injeksi B12 mereka mungkin perlu disesuaikan. Kebutuhan nutrisi tubuh biasanya kembali normal pada bulan-bulan setelah kehamilan, sehingga dosis injeksi B12 mungkin perlu diubah.
Asupan obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi dosis injeksi B12 seseorang. Penggunaan teratur penghambat pompa proton, antasida, atau beberapa obat anti-diabetes, seperti metformin, dapat menyebabkan penurunan kadar B12 dalam darah karena mereka mengubah cara penyerapan vitamin. Penyerapan normal dilanjutkan ketika obat dihentikan, tetapi orang yang menjalani terapi jangka panjang dengan obat ini mungkin memerlukan dosis injeksi B12 yang lebih tinggi selama pengobatan.