Ibuprofen dan parasetamol keduanya merupakan pereda nyeri yang dijual bebas. Perbedaan di antara mereka adalah bahwa ibuprofen memiliki sifat anti-inflamasi dan parasetamol tidak. Ibuprofen dan parasetamol keduanya dapat digunakan untuk meredakan suhu tinggi dan demam, tetapi yang pertama lebih disukai untuk penggunaan jangka panjang.
Parasetamol adalah pilihan yang lebih populer dan lebih lembut di perut daripada ibuprofen. Biasanya tidak perlu minum obat dengan atau setelah makan, karena dapat diminum saat perut kosong. Ibuprofen, di sisi lain, memiliki kecenderungan untuk mengiritasi lapisan lambung, sehingga hanya boleh digunakan jika makanan telah dimakan terlebih dahulu.
Obat-obatan dapat diminum bersama oleh siapa saja yang berusia di atas 16 tahun jika gejalanya tidak terobati dengan menggunakan salah satunya saja. Perawatan harus diambil, bagaimanapun, untuk memastikan dosis tidak melebihi jumlah yang direkomendasikan. Parasetamol khususnya bisa berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak, tetapi karena efek sampingnya lebih sedikit, parasetamol harus menjadi pilihan pertama untuk meredakan nyeri dan demam ringan hingga sedang. Kedua obat tersebut bersama-sama tidak boleh diberikan kepada anak kecil dan bayi, karena hal itu dapat memperburuk kesehatan anak.
Parasetamol mempengaruhi produksi prostaglandin, yang merupakan zat dalam tubuh yang dilepaskan sebagai respons terhadap penyakit dan cedera. Produksi bahan kimia ini di otak diblokir oleh parasetamol sehingga rasa sakit tidak begitu terasa. Dalam kasus demam, obat bekerja pada area otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol suhu.
Perbedaan antara ibuprofen dan parasetamol adalah sifat anti-inflamasi yang pertama, yang membuatnya lebih cocok untuk peradangan yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan gangguan seperti rematik dan radang sendi. Ini juga mengurangi rasa sakit dan bengkak akibat keseleo. Ibuprofen menghambat sel-sel yang terluka dari membuat dan melepaskan prostaglandin; dengan demikian, otak tidak mendapatkan pesan rasa sakit. Tindakan anti-inflamasi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja daripada efek penghilang rasa sakit, yang akan segera muncul.
Banyak obat batuk dan pilek yang sudah mengandung ibuprofen dan parasetamol, sehingga mengonsumsi obat tambahan dapat menyebabkan overdosis. Ibuprofen dan aspirin tidak boleh dikonsumsi bersamaan, karena dapat menyebabkan masalah perut seperti maag dan gastritis. Meskipun efek sampingnya jarang terjadi, terlalu banyak parasetamol dapat menyebabkan gagal hati atau ginjal, yang dapat berakibat fatal, dan overdosis ibuprofen dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, dan sakit kepala.