Seberapa Efektif Doxycycline untuk MRSA?

Ada sejumlah tantangan utama dalam mengobati bakteri yang dikenal sebagai Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Bakteri khusus ini kebal terhadap banyak perawatan antibiotik konvensional yang biasanya digunakan untuk membunuh mikroba. Doxycycline, antibiotik ampuh yang mengganggu kemampuan memproduksi protein bakteri, telah terbukti efektif melawan sebagian besar jenis organisme menular ini. Untuk alasan ini, mengonsumsi doksisiklin untuk infeksi MRSA adalah salah satu pengobatan lini pertama yang direkomendasikan oleh banyak profesional medis.

Infeksi kulit dan jaringan lunak (SSTI) adalah salah satu cara MRSA yang biasa muncul pada pasien. Infeksi ini mungkin melibatkan strain bakteri MRSA yang berbeda. Dokter biasanya akan meresepkan doksisiklin untuk MRSA yang menyebabkan SSTI, karena obat ini biasanya dapat membunuh sebagian besar jenis bakteri. Oleh karena itu, penggunaannya meniadakan kebutuhan untuk mengidentifikasi strain bakteri yang tepat dan menentukan antibiotik mana yang efektif melawan varietas tersebut. Rendahnya biaya antibiotik ini berarti masyarakat dapat dengan mudah menggunakannya untuk memerangi epidemi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi doksisiklin untuk mengobati MRSA dapat memberikan hasil positif di sebagian besar waktu. Satu studi di mana pasien dengan SSTI diobati dengan berbagai jenis antibiotik yang efektif melawan MRSA menunjukkan bahwa hanya doksisiklin yang memiliki tingkat keberhasilan 100% untuk pengobatan. Semua pasien yang diberi doksisiklin mengalami pengurangan total infeksi mereka setelah 14 hari pengobatan. Bahkan di antara strain MRSA yang resisten terhadap beberapa jenis antibiotik, obat ini cenderung memiliki tingkat keberhasilan 80% hingga 95% untuk pengobatan.

Banyak antibiotik yang diberikan di rumah sakit diberikan melalui rute intravena (IV). Doxycycline untuk MRSA diberikan dalam bentuk tablet oral, karena kekuatan dan kemampuannya untuk sepenuhnya diserap ke dalam aliran darah. Obat ini memiliki waktu paruh 18 hingga 22 jam yang relatif lama, atau waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memecah dan mengeluarkan setengah dari jumlah obat yang diberikan. Waktu paruh yang panjang berarti bahwa doksisiklin tidak perlu diminum lebih dari sekali setiap hari. Pada gilirannya, meningkatkan kemungkinan pasien minum obat secara teratur sampai infeksi benar-benar diobati.

Efek samping dapat terjadi saat menggunakan doksisiklin untuk MRSA, Efek samping ini dapat berupa mual, sakit kepala, dan diare. Beberapa dari efek samping ini mungkin dikacaukan dengan gejala infeksi itu sendiri, jadi perhatian yang cermat harus diberikan ketika efek ini muncul. Pusing dan sakit kepala yang ekstrem bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius, dan harus dilaporkan ke dokter jika terjadi.