Lorazepam sublingual adalah obat jenis benzodiazepine untuk kecemasan. Lorazepam sublingual diambil dengan cara ditahan di bawah lidah, disebut sublingual, sampai larut. Ini adalah obat yang efektif dan umumnya aman, tetapi lorazepam sublingual dapat menyebabkan beberapa efek samping dan ada tindakan pencegahan yang harus diambil saat menggunakannya.
Biasanya digunakan oleh orang dewasa untuk kecemasan dan ketegangan, lorazepam sublingual terkadang digunakan oleh anak-anak dengan kejang atau kecemasan. Hal ini juga dapat diambil untuk membantu dengan mual dan muntah yang disebabkan oleh pengobatan kanker. Lorazepam sublingual sangat berguna untuk kecemasan akut dan kejang karena merupakan obat yang bekerja cepat, tetapi menelannya sebelum benar-benar larut akan mengurangi efektivitasnya.
Ada sejumlah potensi efek samping yang mungkin disebabkan oleh penggunaan lorazepam sublingual. Mengantuk, pusing, masalah koordinasi, dan masalah konsentrasi adalah yang paling umum. Pasien tidak boleh mengemudi atau melakukan tugas yang membutuhkan kewaspadaan mental sampai efek obat pada orang tertentu diketahui. Alkohol dapat meningkatkan efek samping yang berhubungan dengan kantuk dari lorazepam sublingual, jadi harus dihindari saat minum obat ini kecuali pasien diberitahu sebaliknya oleh dokter.
Reaksi alergi terhadap lorazepam serius, dan termasuk sesak napas, ruam, gatal, dan bengkak. Masalah pernapasan, detak jantung yang berdebar, kantuk dan kebingungan yang berlebihan, kehilangan ingatan, atau perubahan suasana hati semuanya dapat menunjukkan reaksi merugikan yang serius, dan pasien yang mengalami gejala-gejala ini harus segera mencari perhatian medis. Beberapa orang juga memiliki reaksi paradoks terhadap obat ini dan menjadi lebih cemas dan hiperaktif setelah meminumnya. Pasien harus berbicara dengan dokter tentang efek samping yang parah, mengganggu, atau terus-menerus, dan perubahan dosis atau obat yang berbeda mungkin diperlukan.
Setelah penghentian pengobatan sublingual lorazepam secara tiba-tiba, pasien mungkin mengalami efek penarikan seperti kejang, kram, dan halusinasi. Untuk alasan ini, pasien tidak boleh menghentikan lorazepam tanpa pengawasan dokter. Lorazepam mungkin membuat ketagihan, terutama jika digunakan untuk jangka waktu yang lama, sehingga pasien tidak boleh mengonsumsi lebih dari dosis yang ditentukan dan harus memastikan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki akses ke obat ini.
Lorazepam dapat berinteraksi negatif dengan obat lain, terutama obat penenang, anti-depresan, obat penghilang rasa sakit narkotika, dan anti-kejang. Pasien harus memastikan bahwa dokter yang meresepkan mengetahui semua obat, vitamin, dan suplemen yang dikonsumsi untuk menghindari interaksi obat. Jika satu dosis terlewatkan, penting bagi pasien untuk tidak meminum dua dosis sekaligus.