Obat clonazepam, awalnya dirancang untuk mencegah kejang, kemudian ditemukan memiliki efek positif pada pasien yang mengalami masalah kecemasan. Penelitian lebih lanjut menunjukkan itu juga mungkin untuk menggunakan clonazepam untuk depresi. Meskipun obat tersebut tidak dapat mengurangi gejala depresi sendiri, obat ini sangat efektif bila digunakan bersama dengan antidepresan yang lebih tradisional. Penggunaan clonazepam telah meningkat sejak penemuan ini dan, pada 2011, salah satu obat di gudang dokter untuk membantu meringankan gejala depresi.
Obat ini bekerja dengan memperkuat efek antidepresan lainnya. Perilaku ini meningkatkan efektivitas antidepresan dan mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan antidepresan untuk bekerja pada pasien baru. Terlepas dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan pada clonazepam untuk depresi, sangat sedikit yang dipahami tentang bagaimana obat itu benar-benar bekerja dan berinteraksi dengan otak.
Clonazepam bekerja paling efektif dengan kelas antidepresan yang dikenal sebagai inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). Ini juga paling efektif bila digunakan oleh pasien yang telah mengalami depresi untuk waktu yang lama dibandingkan dengan depresi jangka pendek atau sporadis. Obat tersebut tidak bekerja dengan baik dalam merawat pasien yang mengalami depresi akibat gangguan bipolar.
Efek asli clonazepam terus bekerja di pusat-pusat otak bahkan jika diambil untuk depresi. Ini berarti seseorang yang menggunakan clonazepam untuk depresi dapat mengurangi jumlah kecemasan yang dialami di siang hari. Depresi dan kecemasan sering dikaitkan, jadi ini bisa menjadi efek yang menguntungkan. Ini juga berarti risiko jenis kejang tertentu akan diturunkan pada beberapa pasien, meskipun ada kasus di mana clonazepam benar-benar membuat kejang menjadi lebih serius.
Salah satu efek samping yang diketahui untuk clonazepam adalah depresi. Namun, efek samping ini sebagian besar dialami oleh pasien yang menggunakan obat untuk alasan selain depresi. Saat meresepkan clonazepam untuk depresi, SSRI antidepresan yang menyertainya akan melawan efek samping depresi dari obat tersebut.
Satu masalah yang dilaporkan beberapa pasien saat menggunakan clonazepam untuk depresi adalah perkembangan resistensi terhadap obat tersebut. Hal ini menyebabkan dosis perlahan meningkat yang akhirnya menjadi tidak efektif. Selain itu, karena clonazepam adalah zat yang sangat terkontrol, ada potensi penyalahgunaan dan kecanduan. Untuk alasan ini, beberapa dokter mungkin terlalu berhati-hati dalam menemukan dan mengubah dosis yang tepat.