Apa Pilihan Perawatan untuk Agitasi Psikomotor?

Pilihan untuk mengelola agitasi psikomotor dapat mencakup obat-obatan, konseling, terapi, dan penggunaan pengekangan dalam kasus-kasus ekstrim. Pasien dengan gejala ini mengalami kegelisahan dan gerakan yang tidak disengaja seperti gelisah, mengetuk, dan mengepalkan jari. Ini dapat muncul pada beberapa orang dengan penyakit mental serta pasien dengan gangguan kognitif atau cedera otak, dan terkadang membuat pasien berisiko jatuh dan cedera. Perawatan mungkin dimulai secara konservatif untuk melihat apakah mungkin menstabilkan pasien dengan cara-cara ini sebelum menjadi lebih agresif.

Salah satu pengobatan potensial adalah pengobatan untuk mengurangi kecemasan dan memberikan beberapa efek penenang. Sejumlah obat dapat digunakan untuk tujuan ini, biasanya dimulai dengan dosis rendah untuk memberikan manfaat paling banyak dengan risiko efek samping yang paling rendah. Pasien mungkin merasa lebih mudah untuk menyelesaikan tugas ketika mereka tidak gelisah dengan agitasi psikomotor, terutama jika gejalanya mengganggu keterampilan motorik halus mereka.

Beberapa pasien mendapat manfaat dari konseling dan persahabatan; orang dengan demensia, misalnya, mungkin mengalami agitasi psikomotor karena mereka gugup dan ketakutan. Duduk dengan pasien, memeriksa alasan yang jelas untuk kesusahan seperti haus, dan berbicara dapat mengatasi gejalanya. Pasien sakit jiwa juga dapat bekerja dengan konselor untuk mengidentifikasi situasi di mana stres menyebabkan mereka mulai mengembangkan gerakan cemas seperti mondar-mandir. Ini dapat membantu mereka mengendalikan agitasi mereka dengan lebih efektif.

Terapi fisik dapat dipertimbangkan untuk beberapa kasus agitasi psikomotor, meskipun tidak selalu efektif. Berkonsentrasi pada tugas dengan terapis fisik dapat membantu menghilangkan stres dan kecemasan serta membantu gerakan kontrol pasien. Beberapa pasien menggunakan yoga, tai chi, tari, atau disiplin gerakan lainnya untuk mengatasi agitasi psikomotorik dari perspektif yang lebih holistik untuk mengatasi kegelisahan mereka.

Dalam kasus ekstrim, pengekangan mungkin diperlukan, terutama di malam hari. Pasien yang menimbulkan risiko bagi diri mereka sendiri atau orang lain mungkin perlu ditahan sementara untuk perlindungan. Ini bukan solusi jangka panjang yang efektif tetapi dapat memberikan tindakan sementara untuk mengendalikan agitasi psikomotor sampai pengobatan yang lebih baik dapat diidentifikasi. Seorang pasien mungkin memerlukan penyesuaian dosis untuk obat penenang, misalnya.

Gejala ini juga dapat berkembang sebagai reaksi terhadap pengobatan. Pasien tanpa riwayat agitasi psikomotor sebelumnya mungkin diskrining dengan hati-hati untuk menentukan apakah mereka mengalami reaksi obat, dalam hal ini mereka harus mencoba obat lain. Mengganti obat atau membuat perubahan pada dosis dan penjadwalan dapat menyelesaikan masalah.