Apa itu Kejahatan Korporat?

Kejahatan korporasi, juga disebut kejahatan kerah putih atau kejahatan terorganisir, mengacu pada tindak pidana yang dilakukan oleh orang-orang selama kegiatan bisnis yang sah. Kejahatan seringkali tanpa kekerasan dan melibatkan kejahatan seperti penipuan, perdagangan orang dalam, dan pencucian uang. Jenis pelanggaran lainnya adalah kejahatan korporasi negara, di mana korporasi yang mengandalkan dukungan keuangan negara melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal. Para prinsipal dan direktur korporasi dapat didakwa melakukan kejahatan korporasi, dan korporasi itu sendiri dapat diorganisir untuk melakukan kejahatan. Karyawan bisnis dan perusahaan juga dapat melakukan kejahatan, seringkali tanpa sepengetahuan pemilik atau pelaku bisnis.

Istilah kerah putih sering dikaitkan dengan pekerja profesional yang mengenakan kemeja bisnis, berbeda dengan kerah biru untuk pekerja di industri atau pekerjaan berupah rendah. Banyak individu yang didakwa melakukan kejahatan korporasi dianggap kelas menengah atau atas dalam masyarakat mereka dan merupakan pekerja profesional. Kejahatan yang mereka lakukan di lingkungan bisnis tidak sering melibatkan kejahatan kekerasan, seperti pembunuhan atau pemukulan. Mereka yang melakukan kejahatan kerah putih melakukan kejahatan tanpa kekerasan, yang melibatkan kegiatan tidak etis, penipuan, dan pencurian keuangan. Misalnya, penipuan perawatan kesehatan adalah jenis kejahatan perusahaan di mana karyawan mengirimkan informasi penipuan untuk mendapatkan peningkatan jumlah penggantian dari perusahaan asuransi untuk layanan medis.

Korporasi atau badan usaha dikatakan melakukan tindak pidana korporasi apabila diselenggarakan untuk itu. Misi korporasi jenis ini adalah menggunakan cara-cara ilegal untuk mendapatkan keuntungan dan tetap dalam bisnis. Tindak pidana tersebut sering dilakukan oleh semua tingkatan korporasi, seperti direksi, pejabat, dan manajer perusahaan. Beberapa tindak pidana yang biasa dilakukan oleh pelaku kejahatan korporasi meliputi pemalsuan laporan keuangan perusahaan, penyalahgunaan undang-undang anti-trust perusahaan, dan menyuap pejabat pemerintah untuk keuntungan perusahaan. Ketika korporasi diorganisir untuk tujuan pencucian uang, mereka dapat didakwa dengan kejahatan korporasi.

Beberapa undang-undang memungkinkan untuk menunda penuntutan kejahatan korporasi, dan beberapa penjahat bahkan dapat menghindarinya. Perjanjian non-penuntutan dan perjanjian penuntutan yang ditangguhkan adalah contoh cara penjahat dapat bekerja dengan penegak hukum untuk menghindari atau menunda penuntutan. Dengan perjanjian penuntutan yang ditangguhkan, pemerintah mendakwa terdakwa, tetapi dapat membatalkan tuntutan dalam jangka waktu tertentu jika korporasi tidak melakukan kejahatan lebih lanjut. Perjanjian non-penuntutan memungkinkan penjahat untuk membayar denda tetapi menghindari tuduhan kejahatan.