Apa Perbedaan Antara Feminisme Gender dan Feminisme Kesetaraan?

Feminisme gender dan feminisme kesetaraan terkadang muncul dalam diskusi pemikiran feminis, menyebabkan kebingungan bagi orang-orang yang tidak akrab dengan istilah-istilah ini. Satu hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa banyak feminis tidak menggunakan istilah-istilah ini, dan pada kenyataannya mereka lebih sering digunakan dalam retorika anti-feminis. Mengetahui hal ini dapat membingkai interpretasi Anda tentang istilah-istilah ini ketika Anda menemukannya lagi.

Ide feminisme gender dan feminisme kesetaraan diciptakan oleh penulis Christina Hoff Sommers dalam bukunya Who Stole Feminism?. Dalam buku tersebut, ia mengklaim bahwa feminis terbagi menjadi dua kategori utama: feminis gender dan feminis kesetaraan. Feminis kesetaraan adalah mereka yang terutama peduli dengan persamaan hak dan perlakuan, sementara feminis gender mempertanyakan peran gender tradisional dan peran yang dimainkan masyarakat dalam peran ini.

Dalam konteks anti-feminis, feminisme kesetaraan sering digambarkan sebagai feminisme “baik”, dengan keyakinan bahwa setiap orang mendukung persamaan hak, membuat feminisme kesetaraan menjadi hal yang sulit untuk diperdebatkan. Feminis gender, di sisi lain, adalah feminis “buruk”, karena mereka mempertanyakan aturan dasar masyarakat. Anda mungkin mendengar feminisme gender digambarkan sebagai feminisme ekstrem atau pinggiran dengan tujuan mendiskreditkan ide-ide di baliknya.

Kebenarannya, seperti yang sering terjadi, sedikit lebih rumit. Memang ada banyak tipe feminis yang berbeda, beberapa di antaranya mungkin mengidentifikasikan diri dengan satu atau sisi lain dari dikotomi ini. Beberapa feminis tidak menyukai kategorisasi gerakan perempuan yang sederhana ini, dan mereka percaya bahwa argumen feminis kesetaraan pada akhirnya dapat merusak gerakan perempuan dengan menolak untuk mengakui bahwa hak-hak perempuan terjerat dalam jaringan sosial dan budaya yang kompleks. Feminisme gender dan feminisme kesetaraan sering muncul dalam argumen pria jerami yang membuat wanita menolak feminisme karena mereka mengatakan bahwa semua yang mereka inginkan adalah persamaan hak bagi wanita, tidak menyadari bahwa mencapai persamaan hak bisa menjadi jalan yang rumit dan bergelombang.

Di bawah feminisme kesetaraan, gagasan bahwa perempuan harus tinggal di rumah ibu dan laki-laki harus menjadi pencari nafkah tidak dipertanyakan, misalnya, dan jenis kelamin dipandang berbeda secara fundamental. Dalam feminisme gender, ide-ide ini dipertanyakan, dan tujuannya adalah untuk membantu membangun dunia di mana anak perempuan dan laki-laki dapat tumbuh menjadi siapa pun yang mereka inginkan. Ini melampaui keinginan dasar untuk hal-hal seperti upah yang sama dan perlakuan yang sama di bawah hukum, dan menggali alasan mengapa peran gender berkembang pada usia dini dan bagaimana stereotip gender negatif dapat diperangi. Feminis gender mendukung penghapusan seksisme secara de facto, sementara feminis kesetaraan cenderung berfokus pada isu-isu de jure, atau hukum.