Studi teologi adalah pemeriksaan ilmiah yang sistematis terhadap tradisi dan praktik keagamaan serta efek agama pada kehidupan sehari-hari dan evolusi historis kepercayaan dan doktrin agama. Dimungkinkan untuk mempelajari teologi dalam tradisi agama apa pun, meskipun agama-agama dengan sejarah hukum agama dan keilmuan yang kuat menghasilkan lebih banyak teolog daripada agama-agama yang tidak memiliki sifat-sifat ini. Teologi dapat dipelajari secara informal, dari teks dan observasi keagamaan, atau secara formal, dalam konteks akademis yang terstruktur.
Secara linguistik, istilah teologi berasal dari bahasa Yunani, dan pertama kali muncul dalam bentuk modern yang dapat dikenali selama tahun-tahun awal Kekristenan Romawi. Definisi yang sangat ketat dari studi teologi hanya akan mencakup pemeriksaan tradisi keagamaan yang berasal dari agama Kristen yang dipraktikkan ketika istilah itu diciptakan. Definisi seperti itu mencakup semua sekte modern Kekristenan tetapi akan mengecualikan beberapa gerakan sesat dan semua agama non-Kristen, bahkan yang seperti Yudaisme dan Islam yang memiliki hubungan kuat dengan Kristen.
Seorang teolog biasanya akan menggunakan berbagai metode untuk memahami iman dan agama. Pembacaan yang cermat terhadap sumber-sumber kitab suci, sering kali bersamaan dengan karya-karya analitis yang dihasilkan oleh para sarjana teologi lainnya, merupakan bagian penting dari proses tersebut. Banyak teolog menggunakan penalaran filosofis dalam upaya memahami struktur dan makna tradisi dan pengalaman keagamaan. Seringkali, pria dan wanita yang terlibat dalam studi teologi bekerja untuk memahami peristiwa dan perkembangan yang berubah di dunia melalui lensa keyakinan dan tradisi agama.
Ilmu teologi dapat terjadi di hampir semua latar, dan banyak tokoh penting dalam sejarah teologi bekerja di luar kerangka institusional yang mapan. Namun, kebanyakan teolog berafiliasi dengan institusi akademis. Dalam tradisi Kristen, asosiasi ini berasal dari Abad Pertengahan, ketika nenek moyang yang jauh dari universitas modern pertama kali diciptakan sebagai cabang Gereja Katolik.
Banyak universitas menawarkan pelatihan formal dalam teologi. Gelar dalam teologi dapat didasarkan pada studi tentang satu agama atau mungkin mencakup studi perbandingan berbagai agama. Banyak program menawarkan kursus teologi kepada siswa terlepas dari afiliasi agama pribadi.
Agama-agama yang sangat menekankan pada karya-karya suci tertulis kemungkinan besar akan mendorong studi teologi yang sistematis. Kristen, Islam, dan Yudaisme didasarkan pada kitab suci yang berisi campuran ajaran dan hukum agama. Kekayaan dan kompleksitas tradisi ini telah mendorong banyak studi teologis selama berabad-abad, dan masing-masing agama ini telah mengembangkan beberapa aliran pemikiran teologis yang bersaing. Namun, studi teologi tidak terbatas pada agama-agama kutu buku ini, dan struktur serta kepercayaan dari tradisi agama mana pun dapat diuji secara teologis dengan cermat.