Konsep berima — atau kata-kata yang memiliki akhiran yang bunyinya mirip, seperti “kucing” dan “kelelawar” — adalah salah satu yang biasanya diajarkan kepada siswa yang lebih muda, seperti yang ada di prasekolah atau sekolah dasar awal. Guru dapat membuat berbagai rencana pelajaran berima untuk membantu siswa mereka mempelajari konsep dasar puisi ini. Rencana pelajaran berima dapat mencakup kegiatan seperti menjelaskan konsep, menunjukkan contoh dan memberikan kegiatan langsung untuk berlatih melakukannya. Mengajarkan konsep pantun juga dapat dilakukan melalui membaca buku cerita berima, meminta siswa membuat pantun sendiri dalam cerita atau puisi, dan dengan bermain permainan berima.
Hal pertama yang mungkin ingin dilakukan guru dalam menyajikan pantun kepada siswanya adalah menjelaskan konsep secara menyeluruh dengan menggunakan bahan audiovisual yang tersedia dan dengan memberikan beberapa contoh kata berima. Mereka juga dapat meminta siswa untuk memberikan contoh dan menjawab pertanyaan awal yang mungkin dimiliki siswa. Siswa perlu memiliki pemahaman dasar tentang konsep pantun sebelum melanjutkan ke kegiatan yang melibatkan lebih banyak tanggung jawab atau berpikir tingkat tinggi.
Membacakan buku cerita bergambar berima kepada siswa penting untuk dimasukkan dalam rencana pembelajaran berima. Dengan memiliki paparan kata-kata yang berima dalam cerita, anak-anak dapat melihat bagaimana pantun bekerja dalam konteks menulis. Siswa juga dapat diminta untuk membacakan buku di depan kelas atau kelompok kecil untuk diberikan latihan dengan konsep berima.
Guru mungkin memilih untuk memasukkan lembar kerja ke dalam rencana pelajaran berima mereka. Mereka dapat melakukan ini, misalnya, dengan memberikan siswa lembar dengan gambar berbagai hal dan kemudian meminta mereka memotong dan menempelkan gambar yang mewakili kata-kata yang berima. Ini akan memberi mereka pengalaman langsung dengan konsep tersebut. Kegiatan ini dapat diubah dengan mengarahkan siswa untuk memotong gambar yang mewakili kata-kata berima, atau kata-kata itu sendiri, dari koran atau majalah untuk membuat kolase berima.
Setelah siswa telah belajar tentang sajak dan telah melihat banyak contoh, mereka mungkin diminta untuk membuat sajak mereka sendiri. Sebuah kelas mungkin diminta untuk membuat puisi atau cerita mereka sendiri di mana mereka memasukkan sajak; mereka kemudian dapat berbagi upaya mereka dengan teman sekelas mereka. Siswa dapat mengerjakan kegiatan ini secara individu atau dalam kelompok kecil.
Permainan yang memperkuat konsep pantun juga dapat dimasukkan dalam RPP pantun. Siswa mungkin diminta untuk mendengarkan kata-kata yang berima atau tidak berima. Ketika mereka mendengar kata-kata berima, siswa dapat diminta untuk menyentuh hidung mereka atau melompat di tempat. Kegiatan langsung seperti ini adalah cara yang menyenangkan untuk memperkuat pemahaman siswa muda tentang sajak.