Apakah Etis bagi Akademisi Menggunakan Penulis Hantu?

Aturan keterlibatan di kalangan akademisi tidak selalu sama dengan populasi penulis umum. Sementara seorang ghostwriter profesional dapat mengerjakan ulang tesis doktoral seperti halnya buku yang menceritakan semua selebriti, akademisi pada umumnya biasanya memiliki standar integritas intelektual yang lebih tinggi oleh rekan-rekan mereka. Kandidat untuk gelar yang lebih tinggi biasanya diharapkan untuk menunjukkan penguasaan bahasa tertulis tertentu, meskipun beberapa akademisi berpendapat bahwa kemampuan menulis tidak selalu identik dengan penguasaan bidang subjek.

Apakah etis bagi akademisi untuk mendaftarkan penulis lain sebagai asisten penulis atau editor? Boleh jadi, selama ini peran ghostwriter hanya sebatas struktur tulisan, bukan substansinya. Akademisi di sejumlah bidang sains dan matematika tidak selalu merupakan penulis yang kuat, karena disiplin ilmu mereka tidak memerlukan paparan yang signifikan terhadap kursus komposisi bahasa Inggris. Mempekerjakan seorang penulis profesional secara ketat dalam kapasitas penasihat atau editorial mungkin tidak dianggap tidak etis, terutama jika akademisi memberi tahu universitas sebelumnya.

Ketergantungan pada ghostwriters yang tidak terakreditasi untuk melakukan penelitian aktual atau untuk merumuskan pemikiran orisinal ‘dalam gaya’ penulis sebenarnya. Akademisi sangat dianjurkan untuk menunjukkan perintah dari materi pelajaran mereka tanpa bergantung pada peneliti luar. Penggunaan ghostwriter untuk makalah penting sering dipandang oleh akademisi lain sebagai tidak etis dan menghina kebijakan akademik yang jujur. Akademisi yang bekerja sebagai pendidik harus menerapkan kode etik yang sama untuk diri mereka sendiri seperti yang mereka lakukan kepada siswa mereka.

Isu akademisi dan ghostwriter biasanya dikaitkan dengan karya-karya yang berhubungan dengan universitas, seperti tesis doktoral dan karya ilmiah. Penggunaan penulis hantu oleh akademisi untuk karya lain seperti biografi, novel, dan skenario jarang dipertanyakan. Kritikus mungkin mengatakan bahwa akademisi tidak harus bergantung pada senjata sewaan sastra ini, karena mereka harus mampu menciptakan karya berkualitas sendiri. Meskipun ini mungkin benar bagi para akademisi di bidang sastra atau penulisan kreatif, akademisi lain di bidang ilmiah, matematika, dan teknologi mungkin memerlukan bantuan untuk memastikan ide mereka sesuai dengan ekspresi mereka di atas kertas.