Kunci untuk mengenali personifikasi cinta dalam bahasa, sastra, atau ucapan adalah memahami sepenuhnya apa yang dimaksud dengan personifikasi dan personifikasi. Setelah Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang kata-kata ini, penggunaannya hampir tidak salah lagi. Untuk mengidentifikasi personifikasi sehubungan dengan cinta, Anda juga perlu mengetahui kapan cinta dirujuk. Ini harus jelas, tetapi dalam beberapa kasus cinta mungkin menjadi bagian dari metafora lain atau tidak dinyatakan secara langsung.
Definisi utama dari personifikasi adalah untuk menghubungkan kualitas orang yang hidup dengan suatu objek. Alat bantu ingatan yang mudah adalah dengan mengingat bahwa personifikasi mengandung kata “orang”. Setiap kali sesuatu yang bukan orang digambarkan melakukan sesuatu yang dilakukan seseorang, Anda memiliki personifikasi; dengan demikian, setiap saat cinta direpresentasikan sebagai berperilaku seperti seseorang, atau memiliki karakteristik seseorang, Anda memiliki personifikasi cinta.
Dalam puisi, sastra, dan percakapan sehari-hari, personifikasi digunakan untuk membuat bahasa lebih menarik. Jika seseorang mengatakan bahwa “badai menghasilkan banyak hujan dan guntur,” ini mungkin akurat, tetapi tidak terlalu hidup. Dengan menggunakan personifikasi, orang dapat mengatakan sebaliknya bahwa “badai yang marah melemparkan ember ke kepala orang-orang, tertawa dengan tawa yang menggelegar.” Di sini, badai diberikan kualitas dan tindakan manusia. Itu dipersonifikasikan sebagai marah, melempar barang, dan tertawa. Dengan memberikan badai tindakan dan karakteristik seseorang, itu menjadi hidup.
Personifikasi cinta bekerja dengan cara yang sama. Mengubah ungkapan “dia jatuh cinta” menjadi “cinta mencengkeramnya dan tidak mau melepaskannya,” melambangkannya. Cinta digambarkan memiliki lengan manusia dan melakukan tindakan manusia. Hal yang sama akan berlaku jika seseorang mengatakan “cinta menjemputnya dan melemparkannya ke serigala.” Kemungkinannya tidak terbatas dan tidak perlu fisik.
Contoh fisik yang kurang dari personifikasi cinta mungkin termasuk ungkapan seperti “cinta memanggil namanya,” “cinta adalah nyonya yang kejam,” atau “cinta tidak menunggu siapa pun.” Hanya orang sungguhan yang bisa menjadi simpanan, memanggil nama, atau menunggu; oleh karena itu, ini semua adalah contoh personifikasi. Teknik sederhana adalah dengan mencari bahasa deskriptif, lalu tanyakan pada diri Anda apakah yang dijelaskan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang. Jika jawabannya ya, Anda memiliki personifikasi.
Mengenali personifikasi cinta dalam kiasan lain seperti metafora atau perumpamaan bisa menjadi sedikit lebih sulit. Pertama-tama kenali kiasan lain, lalu tanyakan pada diri Anda apakah mereka juga memproyeksikan karakteristik seseorang ke suatu objek; jika demikian, mereka juga personifikasi. Untuk menggunakan beberapa contoh, jika cinta direpresentasikan secara metaforis sebagai belati, atau panah, atau angin, dan kemudian, “belati merobek luka lama”, “panah menyipit pada target yang jauh,” atau “angin menghembuskan nafas terakhirnya yang sekarat,” personifikasi sedang terjadi. Subjeknya masih cinta, tetapi secara tidak langsung begitu. Seperti halnya mengenali kiasan apa pun, latihan menjadi sempurna.