Apa itu Heksameter Iambik?

Dalam puisi, heksameter iambik mengacu pada jenis meteran. Ini adalah baris ayat yang terdiri dari 12 suku kata. Baris tersebut mungkin memiliki tiga belas suku kata jika suku kata ketiga belas dan terakhir dari baris tersebut tidak diberi aksen. Sebagai meter, heksameter iambik paling sering dikaitkan dengan bentuk puisi Prancis yang disebut Alexandrine. Meteran jarang digunakan dalam puisi Inggris, tetapi beberapa penyair memasukkan Alexandrine ke dalam syair bahasa Inggris sebagai bait berima di akhir bait sajak.

Iambik mengacu pada pasangan suku kata dalam setiap kata dari baris, satu suku kata tanpa tekanan diikuti oleh satu suku kata yang ditekankan atau beraksen disebut “iamb.” Pengelompokan iamb yang berurutan dalam baris-baris sajak memberikan irama pada puisi itu. Dalam istilah metrik, iamb sama dengan satu “kaki” meter. Heksameter mengacu pada fakta bahwa setiap baris ayat terdiri dari enam iamb.

Alexandrine adalah bentuk klasik puisi Prancis dan sangat populer. Namanya mungkin berasal dari fakta bahwa itu dikembangkan pada masa Alexander Agung dari Makedonia. Bisa juga berasal dari syair yang dibuat khusus untuk menghormatinya. Penyair saat itu menganggap meteran itu fleksibel dan dapat disesuaikan dengan banyak tema.

Dalam bahasa Inggris, Alexandrine tidak terlalu sering digunakan. Itu muncul dalam puisi Inggris dari waktu ke waktu selama abad ke-17 dan ke-18. Ironisnya, salah satu contoh Alexandrine yang paling banyak dikutip ditulis oleh penyair Inggris Alexander Pope, menjelaskan mengapa ia merasa tidak cocok dengan ayat bahasa Inggris. Dalam Essay on Criticism, dia memberi contoh Alexandrine yang juga mempertanyakan kegunaannya: “A Alexandrine yang tidak perlu mengakhiri lagu/itu seperti ular yang terluka menyeret panjangnya yang lambat.”

Tidak semua penyair Inggris setuju dengan Paus. Penyair Inggris abad ke-16, Edmund Spencer, pencipta soneta Spenserian, memasukkan bait berima Alexandrine sebagai baris akhir bait dalam sonetanya. Keabadian yang terkenal dari penyair Romantis Inggris William Wordsworth juga menggunakan heksameter iambik: “Hal-hal/yang saya/telah melihat/ saya sekarang/ tidak dapat melihat/tidak lebih.”

Heksameter Iambik sekarang jarang digunakan dalam puisi bahasa Inggris. Dalam budaya dengan tradisi linguistik lain, meter memiliki arti yang berbeda jika ada sama sekali. Di Jepang, negara dengan tradisi puisi kuno dan penting, semua suku kata dalam bahasa Jepang diberi tekanan yang sama. Meteran dalam beberapa hal menjadi lebih kompleks, karena ritme diturunkan dari bunyi suku kata individu alih-alih tekanan suku kata. Dalam banyak bahasa Asia lainnya, nada mungkin merupakan bagian terpenting dari apa yang dianggap oleh penutur bahasa Inggris sebagai meteran.