Istilah “minum Kool-Aid” digunakan untuk menggambarkan penerimaan buta terhadap sesuatu, baik itu lingkungan kerja yang penuh tekanan, perintah dari atasan, atau keanggotaan dalam kelompok tertentu. Istilah ini umumnya digunakan dalam politik Amerika dan budaya perusahaan, biasanya oleh komentator luar, yang mungkin mengatakan bahwa seseorang “meminum Kool-Aid.” Orang-orang juga akan saling memberitahu untuk tidak meminum Kool-Aid, dengan harapan mendorong orang untuk membuka mata mereka terhadap suatu situasi sebelum terlambat.
Ada dua penjelasan berbeda untuk asal usul frasa ini. Beberapa orang berpendapat bahwa ini mengacu pada Tes Asam Kool-Aid yang dilakukan oleh Ken Kesey dan Merry Pranksters pada 1960-an. Tes ini dibingkai sebagai tantangan bagi para pengikut Merry Pranksters, dan mereka melibatkan minum Kool-Aid yang telah dicampur dengan LSD, yang secara informal dikenal sebagai asam.
Ada juga anggapan bahwa frasa tersebut mungkin berasal dari pembunuhan-bunuh diri Jonestown yang terkenal yang terjadi pada tahun 1978. Selama peristiwa mengerikan ini, ratusan orang dalam sekte yang disebut Kuil Rakyat meninggal karena meminum minuman yang mengandung racun atau dipaksa untuk mengkonsumsi racun. Menurut mitologi populer, racun itu dicampur dengan Kool-Aid. Faktanya, seperti yang ditunjukkan oleh banyak bukti dari periode tersebut, bunuh diri Jonestown sebenarnya meminum Flavour Aid, minuman yang sedikit berbeda.
Kedua penjelasan tentang asal-usul “minum Kool-Aid” melibatkan sejumlah keyakinan dan kepercayaan pada seorang pemimpin, dan mereka juga menyarankan sejumlah kecerobohan. Dalam kasus Merry Pranksters, orang yang meminum Kool-Aid melakukannya karena mengetahui bahwa itu dicampur dengan zat psikedelik, sementara korban Jonestown dengan sukarela meminum racun, sangat sadar bahwa itu akan mematikan. Karena hubungannya dengan peristiwa-peristiwa mengerikan di Jonestown, beberapa orang menganggap istilah itu tidak enak.
Apakah orang menganggap istilah itu menyinggung atau tidak, banyak orang setuju bahwa penerimaan buta terhadap sesuatu umumnya tidak disarankan. Ketika seseorang diberitahu untuk tidak meminum Kool-Aid, pembicara biasanya menyarankan agar orang tersebut terlibat dalam beberapa pemikiran kritis, dan mungkin mempertimbangkan kembali suatu tindakan. Hal ini sangat penting di bidang politik, di mana mudah untuk dibutakan oleh realitas oleh retorika, dan mungkin tergoda untuk sejalan dengan kandidat atau cara berpikir berdasarkan informasi permukaan.