Apa Itu Rima Akhir?

Sajak akhir adalah jenis sajak yang dapat terjadi dalam sebuah cerita, puisi, atau lagu yang dibuat oleh dua baris atau lebih di mana kata atau suara akhir di setiap baris berima dengan yang lain. Ini berbeda, misalnya, dengan sajak internal di mana dua kata dalam satu baris berima satu sama lain. Sajak seperti itu sering ditunjukkan oleh pengulas sebuah karya dengan menggunakan huruf untuk menunjukkan baris mana yang berima. Sajak akhir adalah salah satu bentuk sajak yang paling sederhana dan paling umum, dan tidak hanya menonjol bagi pembaca tetapi juga bisa sangat menyenangkan untuk dibaca dan didengar.

Juga disebut sajak ekor, sajak akhir adalah jenis sajak tertentu yang muncul di akhir dua baris atau lebih dalam puisi atau lagu. Meskipun segala jenis karya tulis berpotensi menggunakan sajak semacam ini, karena harus muncul di akhir baris atau kalimat, itu paling umum dalam struktur puisi. Dalam sebuah puisi, rima akhir terjadi ketika dua baris atau lebih memiliki bunyi rima yang sama di akhir setiap baris, bukan di akhir struktur gramatikal seperti kalimat.

Sajak akhir bisa sangat mudah dibuat. Baris “Saya punya anjing yang begitu besar dan kuat / tetapi tidak bisa mengajarinya benar dan salah” adalah contoh rima tersebut. Ini akan ditulis dalam puisi sebagai dua baris terpisah, dan sajak di antara masing-masing baris dapat dilanjutkan ke baris lain juga.

Sajak seperti itu sering diberi label oleh orang lain yang membaca atau menganalisis puisi menggunakan huruf untuk menunjukkan setiap baris yang berima. Sebuah puisi dengan baris “Saya punya anjing / dia cukup besar / ketika saya pergi untuk joging / dia yang bertanggung jawab” menggunakan rima akhir dalam baris yang berselang-seling. Ini akan ditunjukkan sebagai skema sajak “A, B, A, B” untuk menunjukkan bagaimana pasangan-pasangan rima cocok bersama. Skema rima akhir cukup populer dalam cerita dan puisi anak-anak, karena mereka secara alami menciptakan ritme nyanyian.

Sajak internal, di sisi lain, terjadi ketika satu baris memiliki dua kata di dalamnya yang berima. Baris “Saya melihat anjing makan seperti babi” adalah contoh sajak internal. Ini cukup umum digunakan dalam puisi dan penulisan lagu, karena memungkinkan baris terasa lebih pendek dan menciptakan ritme di dalam baris itu sendiri.