Apa itu Penalaran Deduktif?

Penalaran deduktif adalah salah satu dari dua bentuk dasar penalaran yang valid. Ini dimulai dengan hipotesis umum atau fakta yang diketahui dan membuat kesimpulan khusus dari generalisasi itu. Ini adalah kebalikan dari penalaran induktif, yang melibatkan pembuatan generalisasi yang luas dari pengamatan khusus. Ide dasar dari penalaran deduktif adalah bahwa jika sesuatu benar dari suatu kelas secara umum, kebenaran ini berlaku untuk semua anggota kelas itu. Oleh karena itu, salah satu kunci untuk penalaran deduktif yang baik adalah mampu mengidentifikasi anggota kelas dengan benar, karena kategorisasi yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang tidak sehat.

Kebenaran dan Validitas
Agar penalaran deduktif masuk akal, hipotesis atau generalisasi asli juga harus benar. Sebuah deduksi logis dapat dibuat dari generalisasi apapun, bahkan jika itu tidak benar. Namun, jika generalisasinya salah, kesimpulan spesifiknya bisa logis dan valid tetapi masih bisa salah.

contoh
Seseorang dapat lebih memahami penalaran deduktif dengan melihat contoh-contoh. Generalisasi mungkin seperti, “Semua tawon memiliki sengat.” Kesimpulan logis dari contoh spesifik kemudian adalah, “Itu adalah tawon, jadi ia memiliki penyengat.” Ini adalah pengurangan yang valid. Kebenaran deduksi, bagaimanapun, tergantung pada apakah serangga yang diamati itu memang tawon.

Orang sering menggunakan penalaran deduktif tanpa menyadarinya. Misalnya, orang tua mungkin berkata kepada seorang anak, “Hati-hati dengan tawon itu — dia bisa menyengatmu.” Orang tua mengatakan ini karena dia tahu bahwa tawon memiliki penyengat dan, oleh karena itu, bahwa tawon yang diamati memiliki penyengat dan mungkin menyengat anaknya.

Penalaran Induktif
Penalaran induktif akan bekerja dalam urutan yang berlawanan. Pengamatan khusus adalah bahwa tawon tertentu memiliki sengat. Seseorang kemudian dapat menyimpulkan bahwa semua tawon memiliki sengat. Banyak tes ilmiah melibatkan pembuktian apakah deduksi atau induksi, pada kenyataannya, benar. Menyimpulkan bahwa semua kucing memiliki bulu oranye karena satu kucing memiliki bulu oranye, misalnya, dapat dengan mudah dibantah dengan mengamati kucing yang tidak memiliki bulu oranye.

Silogisme
Salah satu bentuk penalaran deduktif yang paling umum dan berguna adalah silogisme. Silogisme adalah bentuk argumen khusus yang memiliki tiga langkah mudah: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan logis. Misalnya, premis “Setiap X memiliki sifat Y” dapat diikuti oleh premis “Benda ini adalah X”, yang akan menghasilkan kesimpulan “Benda ini memiliki sifat Y.” Contoh tawon pertama dapat dipecah menjadi premis mayor “Setiap tawon memiliki penyengat”, premis minor “Serangga ini adalah tawon” dan kesimpulan “Serangga ini memiliki penyengat.” Membuat silogisme dianggap sebagai cara yang baik untuk menguji penalaran deduktif untuk memastikan validitasnya.