Apa itu Empirisme?

Empirisme adalah teori filosofis yang berpendapat bahwa pengetahuan manusia sepenuhnya berasal dari pengalaman indrawi. Sebagai cabang epistemologi, empirisme mengabaikan konsep ide-ide naluriah dan berfokus sepenuhnya pada pengalaman dan bukti yang berkaitan dengan persepsi sensorik. Diperdebatkan dengan sengit, filosofi empirisme akhirnya melahirkan sekolah tambahan yang akan membawanya ke tingkat penerapan dan arah yang berbeda.

Pada tahun 1600-an, sebagai tanggapan terhadap teori rasionalisme yang dibela dengan keras oleh Rene Descartes, filsafat empirisme pertama kali dikemukakan dalam An Essay Concerning Human Understanding karya John Locke. Locke berpendapat bahwa satu-satunya cara manusia memperoleh pengetahuan adalah melalui pengalaman. Memperluas gagasan Aristoteles tentang manusia sebagai papan tulis kosong, Locke dengan tegas berpendapat bahwa manusia tidak mampu merumuskan atau memiliki ide-ide yang melekat.

Rasionalisme kontinental, teori saingan empirisme, menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki semacam penjelasan. Menurut kaum rasionalis, pengalaman indrawi tidak termasuk dalam perolehan pengetahuan. Bagi penganut teori ini, pengetahuan hanya diperoleh melalui pemikiran substantif dan hanya melalui persepsi intelektual inilah manusia dapat memperoleh pemahaman.

Filsuf Irlandia George Berkeley adalah seorang idealis yang percaya bahwa teori filosofis Locke sangat ateistik. Dia menanggapi teori Locke di awal 1700-an dengan Risalahnya tentang Prinsip-Prinsip Pengetahuan Manusia, di mana dia menegaskan bahwa hal-hal material terdiri secara eksklusif dari ide-ide, yang secara alami merupakan proses mental. Berkeley memaksakan nada religius pada teori empiris versinya, yang disebut sebagai idealisme subjektif, yang menyatakan bahwa semua yang dirasakan manusia adalah idiom Tuhan.

David Hume, seorang filsuf Skotlandia, adalah pendukung setia Locke dan berpendapat bahwa pemahaman manusia semata-mata berasal dari pengalaman indrawi. Hume menyatakan bahwa pengetahuan adalah fakta, seperti melalui pengamatan langsung, atau terkait dengan ide atau teori, seperti yang diterapkan dalam logika dan matematika. Menurut Hume, dunia fisik eksternal bukanlah sesuatu yang dapat diuraikan atau dibenarkan secara rasional.

Gagasan Locke, Berkeley, dan Hume tentang teori empiris tetap murni sampai awal 1900-an, ketika aliran pemikiran empiris tambahan didirikan. Fenomenalisme adalah pendekatan intens untuk teori empiris yang menyatakan bahwa semua objek fisik dapat direduksi menjadi objek mental dan, pada akhirnya, hanya objek mental yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh John Stuart Mill pada akhir 1800-an, fenomenalisme erat kaitannya dengan idealisme subjektif Berkeley dalam teori dan aplikasi.
Empirisme logis, juga disebut positivisme logis, menjadi gerakan yang berusaha menggabungkan pemikiran empiris dan rasional. Ilmu pengetahuan dan pemikiran metafisik mempengaruhi empirisme logis melalui perkawinan pentingnya alam dan keberadaan materi. Aliran empirisme logis berkomitmen pada penyatuan ilmu karena berpendapat bahwa semua hipotesis ilmiah harus diungkapkan dalam bahasa yang sama demi pemahaman dan presentasi yang lebih baik.