Konotasi positif adalah gagasan tentang sebuah kata yang memiliki arti yang terkait atau dirasakan yang positif dalam beberapa cara tanpa harus mencerminkan arti harfiah kata tersebut. Kata “riang” misalnya, memiliki arti yang sangat sederhana — “bahagia” — sehingga makna literalnya sering dianggap positif dan cenderung berkonotasi positif secara alami juga. Kata lain dapat memiliki konotasi positif, meskipun kata itu sendiri belum tentu dimaksudkan untuk secara inheren positif. Kata “banyak” memiliki arti literal dari “banyak sesuatu,” tetapi sering dikaitkan dengan memiliki kekayaan atau makanan yang cukup untuk kenyamanan, memberikan asosiasi atau konotasi positif.
Istilah “konotasi positif” mengacu pada jenis reaksi emosional atau bawah sadar yang dimiliki seseorang terhadap sebuah kata. Kata-kata yang berbeda dapat memiliki konotasi dan denotasi yang berbeda, tergantung pada kata tersebut dan bagaimana kata tersebut digunakan dalam budaya tertentu. Denotasi sebuah kata adalah makna literalnya, seringkali hanya digambarkan sebagai definisi kamus dari sebuah kata, dan positif atau negatif hanya karena maknanya yang paling ketat. Sebuah kata seperti “fasih” memiliki denotasi yang jelas — orang yang mampu berekspresi dengan jelas — tetapi juga dapat memiliki konotasi positif, yaitu seseorang yang ucapannya menunjukkan kecerdasan.
Sebuah konotasi apapun, baik konotasi positif atau negatif, biasanya berasal dari bagaimana sebuah kata digunakan dalam masyarakat tertentu. Kata “tukang daging”, misalnya, berarti seseorang yang memisahkan daging menjadi potongan yang berbeda untuk dijual atau didistribusikan. Penggunaan kata tersebut dalam kaitannya dengan berbagai tindakan pembunuhan atau kejahatan, bagaimanapun, telah memberikan konotasi negatif kata itu bisa menjadi seseorang yang secara kejam menyerang orang lain. Sebuah kata tertentu dapat memiliki konotasi positif dengan cara yang hampir sama, dan kata tersebut kemudian biasanya digunakan untuk memiliki arti sekunder juga.
Konsep ini dapat melampaui satu kata, dan dapat digunakan untuk menggambarkan keseluruhan frasa atau perkataan umum. Istilah “hari yang cerah”, misalnya, secara harfiah hanya mengacu pada fakta bahwa matahari tidak tertutup oleh awan di langit. Ini sering digunakan dengan konotasi positif untuk menyiratkan bahwa hari seperti itu penuh dengan potensi kesenangan atau kebahagiaan, dan citra hari yang cerah telah menjadi sama-sama terkait dengan peluang untuk bersenang-senang. Begitu sebuah kata memiliki konotasi positif, kata itu mungkin, pada kenyataannya, kehilangan makna sebelumnya dan denotasinya bisa berubah agar sesuai dengan konotasinya.