Normalisasi basis data digunakan dalam sistem manajemen basis data (DBMS), khususnya dengan basis data relasional, untuk mengurangi informasi yang berlebihan dan karenanya meminimalkan anomali data. Anomali dapat terjadi dari informasi yang dikelompokkan dengan buruk atau berlebihan dan dapat menyebabkan berbagai efek, seperti penyisipan data yang salah atau penghapusan seluruh grup data. Dengan menggunakan normalisasi database, anomali ini dihindari, dan memori biasanya dibebaskan sehingga database dapat berfungsi lebih efisien. Fungsi normalisasi harus digunakan secara berkala, sekitar seminggu sekali, untuk menjaga database tetap segar dan bebas dari masalah yang tidak terduga.
Tidak ada yang membuat database relasional untuk memiliki data yang berlebihan dengan sengaja, tetapi ini biasanya terjadi terlepas dari upaya terbaik perancang database. Misalnya, dengan database karyawan, seorang karyawan mungkin terdaftar di beberapa tabel. Ketika redundansi terjadi dalam skala besar, anomali muncul. Administrator basis data biasanya tidak dapat menangkap semua data yang berlebihan, jadi normalisasi basis data adalah cara terbaik untuk memperbaiki masalah ini.
Tugas pertama dari normalisasi database adalah untuk menghapus, atau memindahkan, mengulang informasi. Jika informasi tersebut tidak dibutuhkan, maka akan dihapus dari database. Untuk data yang diperlukan di tabel lain, normalisasi berusaha membuat tabel relasional yang lebih baik. Fungsi normalisasi akan memecah tabel besar, akan memperbaiki dan meningkatkan hubungan antara data dan akan mengisolasi informasi untuk membuat modifikasi data lebih mudah pada database. Dengan mengurangi data yang berulang, memori biasanya dibebaskan, yang memungkinkan database berjalan lebih lancar dan lebih cepat.
Anomali terjadi karena menolak atau lupa untuk menormalkan database, dan mereka dapat membuat informasi menjadi tidak berguna. Anomali pembaruan adalah ketika seseorang memperbarui data, tetapi alih-alih mengubah data yang ditargetkan, database akan membuat catatan baru yang sangat berlebihan. Dengan anomali penyisipan, catatan ditambahkan ke database, tetapi tidak ada yang bisa ditambahkan di bawah catatan baru. Anomali penghapusan akan menghapus catatan secara acak. Ini hanya beberapa anomali umum yang terjadi jika database tidak dinormalisasi.
Tidak ada standar tegas yang memberi tahu administrator kapan dia harus menggunakan fungsi normalisasi untuk memastikan kemanjuran basis data. Penjadwalan normalisasi basis data seminggu sekali biasanya adalah yang terbaik karena ini membuat semua informasi baru yang ditambahkan sepanjang minggu tidak mengalami anomali. Basis data yang lebih kecil mungkin dapat dinormalisasi sebulan sekali, dan basis data yang sangat besar harus dilakukan dua kali seminggu karena jumlah data yang lebih tinggi menimbulkan kemungkinan anomali yang lebih tinggi. Namun, tidak ada standar, sehingga administrator basis data biasanya akan memilih jadwal yang menurutnya paling baik untuk basis data.