Emisi gas alam adalah emisi yang dihasilkan selama produksi atau penggunaan gas alam. Penelitian menunjukkan bahwa gas alam mungkin merupakan bahan bakar fosil yang paling ramah lingkungan, tetapi masih menghasilkan gas rumah kaca, dan ini membuatnya menjadi topik perhatian di kalangan pendukung lingkungan. Salah satu masalah terbesar dengan gas alam adalah penggunaannya dalam skala yang begitu luas; emisi gas alam dihasilkan di mana-mana mulai dari kompor dapur hingga bus kota, dan akibatnya sulit untuk mengendalikannya.
Ada dua sumber emisi yang berbeda dalam hal gas alam. Emisi gas alam pertama terjadi ketika gas alam disuling. Saat gas dimurnikan, produk sampingan dibuang. Beberapa produk sampingan ini mungkin hanya dibakar, yang menghasilkan emisi, meskipun beberapa perusahaan bekerja untuk menemukan penggunaan aktif produk sampingan gas alam untuk mengurangi emisi yang terkait dengan gas alam. Pembersihan proses kilang juga menjadi perhatian bagi bahan bakar fosil lainnya, karena sejumlah produk sampingan dihasilkan dalam proses pengolahan bahan bakar fosil.
Sumber lain dari emisi gas alam datang ketika gas alam dibakar untuk energi. Gas alam menghasilkan sekitar setengah karbon dioksida yang dihasilkan batubara, dan emisi karbon monoksida, partikulat, nitrogen oksida, dan sulfur dioksidanya jauh lebih rendah daripada batubara dan minyak. Salah satu emisi gas alam utama adalah metana. Peningkatan pemanfaatan gas alam dapat mengurangi produksi gas rumah kaca secara keseluruhan, tetapi juga akan menyebabkan peningkatan nyata dalam metana, yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.
Para pendukung gas alam berpendapat bahwa sifat pembakaran yang lebih bersih dari bahan bakar fosil ini dapat menjadikannya alat penting untuk mengurangi produksi gas rumah kaca secara keseluruhan. Memproses gas alam secara berbeda dapat mengurangi emisi gas alam baik selama produksi maupun penggunaan, dan mengembangkan sistem yang lebih baik untuk menjebak emisi dapat membuat emisi gas alam menjadi lebih rendah. Metana, misalnya, bisa terperangkap dan dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas sering disebut-sebut sebagai kendaraan yang bersih. Gas alam sangat populer untuk bus kota, yang terkenal karena menyemburkan partikulat di rute mereka saat mereka bergerak melalui kota. Menggunakan gas alam untuk bahan bakar armada bus dapat mengurangi partikulat secara substansial, sangat meningkatkan kesehatan manusia dan kondisi lingkungan umum. Pengurangan gas rumah kaca lainnya yang akan terjadi sebagai akibat dari konversi armada juga menjadi topik yang menarik di antara para peneliti iklim.