Lignin adalah elemen pengikat organik penting dalam struktur sel dan serat kayu dan tanaman seperti rumput. Ada dua kelas lignin — yaitu jenis yang mengandung belerang dan bebas belerang — yang secara kolektif mewakili sumber karbon terbarukan yang paling melimpah kedua di dunia. Pada tahun 2011, hanya lignin yang mengandung sulfur yang digunakan secara komersial, namun sebagian besar dibuang sebagai limbah. Penggunaan industri umum lignin termasuk emulsi dan agen dispersan, pengikat polimer, dan aditif makanan. Ini juga digunakan untuk rehabilitasi tanah pertanian, sebagai agen anti-korosi, dan sebagai agen penyamakan.
Sel, pembuluh, dan serat kayu dan rumput diikat bersama oleh zat organik yang dikenal sebagai lignin. Zat esensial ini unik karena komposisi kimianya tidak pernah persis sama dari satu tanaman ke tanaman lainnya, dengan satu-satunya karakteristik yang dapat diprediksi adalah polimer jaringan dendritik berbasis fenil-propena. Substansi ini juga patut diperhatikan karena, setelah selulosa, merupakan sumber karbon terbarukan terkaya kedua di Bumi. Ada dua kelas dasar — lignin yang mengandung belerang dan bebas belerang — dengan varian yang mengandung belerang menjadi satu-satunya dari kepentingan komersial pada tahun 2011. Faktanya, sangat sedikit zat yang digunakan, dengan mayoritas dari 40 sampai 50 juta ton (36.3 – 45.4 juta ton) yang diproduksi setiap tahun ditujukan untuk timbunan sampah non-komersial.
Dua varietas lignin yang mengandung sulfur yang umum digunakan adalah lignosulfonat dan lignin Kraft, dengan perkiraan produksi global kolektif sebesar 600,000 ton (544,310 ton) per tahun. Salah satu karakteristik yang diinginkan dari zat ini adalah kualitas hidrofilik dan hidrofobiknya, yang melihat zat tersebut digunakan sebagai dispersan multi-polaritas dan zat pengemulsi. Menjadi polimer jaringan bercabang dan terhubung silang secara alami, juga secara teratur digunakan sebagai bahan pengikat dalam berbagai bahan, seperti poliuretan, poliester, dan beberapa tingkat papan partikel dan resin. Kegunaan industri lainnya dari zat ini sebagai bahan pengikat termasuk produksi komposit, karbon aktif, dan beberapa epoksi.
Sektor pertanian juga memanfaatkan lignin sebagai bahan bantuan rehabilitasi tanah serta sebagai salah satu komponen pupuk lepas lambat. Kegunaan pertanian lainnya termasuk komponen dalam insektisida, humus buatan, dan sebagai bantuan granulasi dan pelet. Industri makanan juga merupakan konsumen lignin sebagai komponen dalam berbagai aditif makanan anti-oksidan dan anti-bakteri. Di industri lain, zat ini sering digunakan sebagai zat penyamak, penstabil busa, dan komponen dalam beberapa sediaan farmasi anti-bakteri dan anti-inflamasi.