Apa itu Greenfield?

Greenfield adalah area lahan yang sebelumnya belum dikembangkan. Orang biasanya menggunakan istilah itu dalam konteks tanah yang sedang dipertimbangkan untuk dikembangkan, bukan dalam diskusi tentang tanah yang dibiarkan tidak dikembangkan. Ada sejumlah alasan orang suka mengembangkan lahan greenfield, mulai dari pengurangan biaya yang terkait dengan pembersihan situs yang dikembangkan sebelumnya hingga keinginan untuk memperluas kota atau desa ke area yang sebelumnya bukan bagian dari kota. Secara historis, banyak daerah perkotaan dikelilingi oleh ladang hijau, karena petani tumbuh dekat dengan kota untuk meminimalkan jarak yang harus ditempuh produk mereka.

Beberapa ladang hijau telah terlibat dalam penggunaan pertanian, sementara yang lain sebagian besar dibiarkan liar. Taman yang dibiarkan alami atau ditata untuk estetika juga dianggap sebagai ladang hijau. Dalam semua kasus, bangunan belum dibangun di atas tanah, dan tanah itu pasti tidak digunakan untuk keperluan industri seperti manufaktur, perbaikan peralatan, dan sebagainya. Ini berarti bahwa tanah harus bebas dari kontaminasi kecuali jika kontaminasi masuk ke lokasi melalui air dan udara yang tercemar.

Pada peta kota, greenfields sering diidentifikasi untuk referensi perencana kota. Peta tersebut dapat mencakup catatan tentang jenis lahan hijau, yang menunjukkan apakah itu lahan yang belum dikembangkan, taman, pertanian kota, dan sebagainya. Brownfields, situs yang dikembangkan yang telah ditinggalkan, juga diidentifikasi. Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan kapan pencaplokan properti di dekat kota akan sesuai, dan untuk mengidentifikasi area di dalam kota yang dapat memperoleh manfaat dari pembangunan dan investasi.

Dari perspektif pengembang, greenfield memiliki potensi yang luar biasa. Pengembang tidak perlu khawatir dengan kebersihan lingkungan untuk mengatasi pencemaran, dan juga tidak dibatasi oleh pembatasan seperti bangunan bersejarah yang mungkin perlu dilestarikan. Untuk pengembang yang membuat komunitas terencana, jenis tanah ini mungkin lebih disukai karena merupakan batu tulis kosong, memungkinkan pengembang untuk mewujudkan rencana dari bawah ke atas dan untuk membangun seluruh pembangunan sekaligus.

Lahan yang belum dikembangkan yang menjadi target pengembang dapat menjadi topik perdebatan di masyarakat. Beberapa kota dan komunitas mendorong kepadatan, lebih memilih untuk melihat perkembangan baru di lahan yang ada di dalam batas kota, yang berarti bahwa mereka lebih suka melihat ladang coklat yang terkontaminasi di kota dibersihkan dan digunakan sebelum ladang hijau di luar kota dikembangkan. Organisasi masyarakat dapat melobi untuk melindungi ladang hijau untuk menciptakan sabuk hijau, untuk melestarikan praktik pertanian tradisional, atau untuk melestarikan ruang terbuka untuk rekreasi dan kesenangan umum.