Strip mining adalah bentuk penambangan permukaan yang biasanya digunakan untuk pengambilan material seperti batu bara dan pasir tar, yang relatif dekat dengan permukaan bumi. Vegetasi permukaan, tanah, dan batuan dihilangkan dalam bentuk strip, seringkali bersamaan dengan ledakan terkontrol, untuk membuat pemindahan lebih efisien. Setelah urat material terkena, itu dihapus dan diangkut untuk disempurnakan. Teknik ini agak kontroversial, dengan pro seperti peningkatan efisiensi, biaya, dan keamanan dan kontra termasuk perusakan ekosistem alam dan potensi polutan lingkungan.
Pendukung penambangan strip mengutip efisiensi, biaya, dan keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan teknik penambangan bawah tanah tradisional. Tingkat pemulihan material lebih tinggi dengan penambangan strip, dengan sekitar 80% hingga 90% material dipulihkan, dibandingkan dengan hanya sekitar 50% dengan penambangan terowongan. Proses ini juga lebih cepat karena terowongan tidak harus digali dan ditopang, dan mineral tidak terangkat pada rute panjang ke permukaan. Pengambilan dan pengangkutan lebih mudah dengan teknik penambangan permukaan.
Biaya penambangan dengan metode ini juga lebih rendah. Ini membantu untuk membiayai biaya produksi dan dengan demikian, secara teoritis, biaya akhir material. Penambangan strip juga lebih aman daripada penambangan bawah tanah, yang dapat berbahaya karena runtuhnya terowongan dan udara beracun. Perusahaan sekarang diharuskan untuk mengklaim kembali setiap lahan yang mereka gunakan untuk penambangan terbuka, mengisi area yang dihilangkan dan menutupinya dengan tanah lapisan atas dan menanami kembali vegetasi.
Kritik terhadap metode penambangan ini mengkhawatirkan dampaknya dan mengulangi kontra seperti perusakan ekosistem alam dan masuknya polutan lingkungan. Meskipun perusahaan diwajibkan oleh hukum untuk mereklamasi tanah, sekali ekosistem yang rapuh terganggu, dapat memakan waktu beberapa tahun untuk mendapatkan kembali keseimbangan, yang mengakibatkan hilangnya kehidupan tumbuhan dan hewan. Jika tidak dilakukan dengan benar atau jika reklamasi membutuhkan waktu yang lama, tanah menjadi rentan terhadap erosi dan banjir, yang mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.
Sumber air terdekat juga dapat terkontaminasi oleh pembuangan bahan galian dan penggunaan pelarut ekstraksi. Penambangan strip juga dapat melepaskan racun dan debu ke udara, mengakibatkan kontaminasi yang meluas dan tidak terkontrol dengan baik. Tindakan diambil untuk mencegah kejadian ini, misalnya, di kolam tailing tertutup. Kolam ini, di mana kontaminan cair ditempatkan sampai menjadi padat dan dapat dihilangkan dengan aman, seharusnya menyimpan limbah yang terkandung; namun, kebocoran telah diketahui terjadi dan mencemari area terdekat. Apapun perdebatannya, penambangan strip tetap menjadi metode penambangan yang umum digunakan dan efisien.