Pada dasarnya, proses pembuatan sabun adalah kombinasi lemak dan zat basa kuat yang menghasilkan proses kimia yang disebut saponifikasi. Saponifikasi melibatkan pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Asam lemak kemudian dapat bereaksi dengan garam karbonat untuk menghasilkan sabun. Pembuat sabun kuno menggunakan kombinasi lemak hewani atau nabati dan abu kayu untuk membuat sabun, tetapi saat ini, banyak produsen mengganti abu kayu dengan natrium hidroksida. Kalium hidroksida juga dapat digunakan untuk membuat sabun yang lebih lembut, sabun yang lebih mudah larut dalam air.
Proses pembuatan sabun dapat dipisahkan menjadi dua kelompok utama: proses ketel dan proses kontinu. Proses ketel menghasilkan sabun dalam satu batch sekaligus sedangkan proses kontinyu membuat sabun terus menerus. Sebagian besar produsen sabun besar menggunakan proses pembuatan sabun berkelanjutan karena menghasilkan produk yang lebih konsisten. Proses berkelanjutan juga menghasilkan sabun lebih cepat — menghasilkan sabun dalam waktu sekitar enam jam dibandingkan dengan proses pembuatan sabun ketel yang memakan waktu empat hingga 11 hari.
Dalam proses pembuatan sabun yang berkelanjutan, lemak cair dikirim ke dalam wadah di mana air panas bertekanan tinggi disemprotkan ke dalamnya. Ini memisahkan lemak menjadi bagian-bagian komponennya. Asam lemak tersebut kemudian dimurnikan dan dikirim ke wadah lain, di mana zat basa ditambahkan. Setelah sabun dibuat, beberapa produsen mungkin mencambuknya untuk memasukkan udara. Seluruh campuran kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan dingin, atau didinginkan dalam lempengan besar yang dapat dipotong kemudian.
Langkah pertama dari proses pembuatan sabun ketel adalah merebus lemak dan zat basa bersama-sama. Garam kemudian ditambahkan untuk memungkinkan sabun terpisah dari gliserin, yang tenggelam ke dasar wadah dan dibuang. Batch lain dari zat alkali kemudian ditambahkan ke dalam campuran untuk mengubah lemak yang tersisa menjadi sabun. Setelah ini, sabun ditebarkan — air ditambahkan dan cairannya direbus. Hal ini menyebabkan sabun, yang disebut sabun rapi, naik ke atas dan air serta zat lain, yang secara kolektif disebut nigre, mengendap di bagian bawah. Sabun dikeluarkan dan, seperti sabun yang dibuat dengan metode kontinu, didinginkan dalam cetakan atau dibiarkan dingin sebagai lempengan besar yang akan dipotong kemudian.