Uji torsi mengukur kekuatan material apa pun terhadap gaya puntir maksimum. Ini adalah tes yang sangat umum digunakan dalam mekanika material untuk mengukur seberapa banyak puntiran yang dapat ditahan oleh material tertentu sebelum retak atau patah. Tekanan yang diberikan ini disebut sebagai torsi. Bahan yang biasanya digunakan dalam industri manufaktur, seperti pengencang dan balok logam, sering kali dikenai pengujian torsi untuk menentukan kekuatannya di bawah tekanan.
Ada tiga kategori besar di mana uji torsi dapat dilakukan: pengujian kegagalan, pengujian bukti, dan pengujian operasional. Pengujian kegagalan melibatkan memutar bahan sampai rusak. Pengujian pembuktian mengamati apakah suatu material dapat menanggung sejumlah beban torsi selama periode waktu tertentu. Pengujian operasional menguji produk tertentu untuk memastikan batas elastisitasnya sebelum dipasarkan.
Sangat penting untuk mencatat hasil setiap uji torsi. Perekaman dilakukan melalui pembuatan diagram tegangan-regangan dengan nilai sudut puntir pada sumbu X dan nilai torsi pada sumbu Y. Dengan menggunakan alat uji torsi, puntiran dilakukan dengan peningkatan seperempat derajat dengan torsi yang dapat ditahannya direkam. Regangan sesuai dengan sudut puntir, dan tegangan sesuai dengan torsi yang diukur.
Batas elastis bahan apapun adalah titik di mana ia tidak dapat lagi kembali ke bentuk atau ukuran aslinya. Batas elastis yang ditentukan oleh uji puntir sama dengan kemiringan garis dari awal pengujian hingga batas proporsional. Hubungan ini pertama kali diukur oleh Sir Robert Hooke pada tahun 1678. Hukum Hooke menyatakan bahwa tegangan berbanding lurus dengan regangan sampai batas proporsional tercapai, pada titik mana benda yang diuji akan mulai menunjukkan tanda-tanda tegangan.
Setelah pengujian, bahan logam dikategorikan sebagai ulet atau getas. Logam ulet seperti baja atau aluminium memiliki batas elastis yang tinggi dan dapat menahan banyak regangan sebelum putus. Bahan rapuh seperti besi tuang dan beton memiliki batas elastisitas yang rendah dan tidak memerlukan banyak regangan sebelum pecah.
Tanpa melakukan uji torsi, material tidak akan diperiksa dengan benar sebelum dirilis untuk keperluan industri. Sangatlah penting bahwa kemampuan suatu material untuk menahan sejumlah puntiran tertentu diukur secara akurat. Jika tidak, struktur dan mesin yang bergantung pada bahan tersebut dapat rusak sehingga menyebabkan ketidakstabilan, gangguan aliran kerja, atau bahkan kerusakan dan cedera yang signifikan.