Apa itu Metana?

Metana, CH4, adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen. Ini adalah salah satu gas paling umum di alam semesta, serta di Bumi. Meskipun dihargai karena kemampuan produksi energinya, metana juga memiliki kemampuan untuk berpotensi mendatangkan malapetaka pada ekosistem bumi yang rapuh. Oleh karena itu, gas memiliki sifat yang baik dan buruk.

Gas ini adalah jenis alkana, yang merupakan senyawa yang hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen dalam berbagai jumlah. Faktanya, metana adalah bentuk alkana yang paling sederhana. Meskipun baunya mungkin tergoda untuk diasosiasikan dengan gas, itu tidak berbau dan tidak berwarna. Kesederhanaannya mungkin sebagian bertanggung jawab atas proliferasinya di banyak tempat dan pengaturan yang berbeda, dan banyak bentuk kehidupan menghasilkan sejumlah metana.

Lahan basah dan lautan adalah tempat sebagian besar metana alami Bumi diproduksi. Oleh karena itu, gas ini kadang-kadang disebut gas rawa. Sekitar 40% dari metana dunia diproduksi melalui area ini. Namun, sebagian besar sisanya berasal dari sumber manusia, seperti membakar bahan bakar dan memelihara ternak.

Menariknya, beberapa tumbuhan dan hewan menghasilkan metana melalui proses aerobik dan yang lainnya tidak, menurut penelitian. Bahkan, variasi bahkan dapat ditemukan di dalam spesies. Misalnya, dilaporkan bahwa 1/3 orang dapat menghasilkan metana, tetapi sisanya tidak. Tidak ada penjelasan yang diterima secara universal untuk ini.

Metana yang digunakan sebagai energi datang terutama dalam bentuk gas alam. Itu diambil dari kerak bumi dari simpanan alam besar yang disebut ladang gas alam.
Setelah diekstraksi, itu dapat diangkut, dengan wadah atau pipa ke daerah lain di seluruh dunia.

Sementara metana, dengan sendirinya, dianggap sebagai gas yang tidak berbahaya, para ilmuwan telah mendaftarkannya sebagai gas rumah kaca yang sangat kuat dan mungkin memiliki peran utama dalam pemanasan global. Mengingat pertimbangan ini, banyak yang mencari cara untuk membatasi emisinya. Emisi ini telah berlipat ganda sejak Revolusi Industri lebih dari 100 tahun yang lalu dan banyak ilmuwan percaya ada korelasi langsung antara peningkatan dan suhu global.

Selain stasiun pembangkit listrik berbahan bakar gas alam, ada kegunaan lain untuk metana sebagai sumber energi juga. Saat ini digunakan untuk memberi daya pada beberapa mobil dan NASA sedang mempertimbangkan penggunaannya sebagai bahan bakar untuk kendaraan luar angkasa. Jika teknologinya dapat dikembangkan, diperkirakan bahwa gas tersebut dapat diambil dari tempat lain di tata surya untuk memberikan bahan bakar yang cukup bagi kendaraan tersebut untuk menempuh jarak yang jauh lebih jauh daripada yang dapat mereka tempuh.