Apa itu Permukaan Kedap Air?

Permukaan kedap air adalah permukaan yang tidak dapat ditembus oleh air. Contoh klasik dari permukaan kedap air adalah paving, yang digunakan untuk membuat jalan dan tempat parkir di seluruh dunia. Atap dan bahan bangunan lainnya juga tahan air klasik. Penggunaan tanah secara rutin oleh manusia juga dapat menciptakan permukaan yang kedap air; misalnya, jalur tanah dapat mengembangkan tanah yang sangat padat yang secara efektif kedap air, dan salah urus lahan pertanian juga dapat menciptakan kondisi tanah yang padat.

Permukaan kedap air berhubungan erat dengan manusia, dengan persentase permukaan kedap air yang dinyatakan sebagai persentase dari total massa tanah yang meningkat secara dramatis di daerah yang lebih padat seperti kota. Di komunitas pedesaan, cakupannya mungkin lebih rendah dari 10%, sementara di beberapa kota, cakupannya bisa mendekati 90%. Pertumbuhan permukaan kedap air merupakan masalah lingkungan utama, karena sejumlah alasan.

Dalam kondisi normal, saat hujan, air diserap oleh tanah. Dari tanah, perlahan-lahan menetes ke persediaan air tanah, mengisinya kembali, dan muncul kembali di sungai, danau, dan sungai di sekitarnya. Meskipun tanah dapat menjadi bengkak dan lembab, banjir relatif jarang terjadi, karena lingkungan alam dirancang untuk menyerap air bahkan dari badai yang hebat. Namun, permukaan yang kedap air tidak memungkinkan cairan mencapai tanah, yang berarti ia tetap berada di permukaan bumi, dan ini menyebabkan berbagai masalah.

Salah satu masalah paling umum yang terkait dengan permukaan yang kedap air adalah banjir. Jika air tidak dapat mengalir ke mana-mana, ketinggian air dapat naik secara drastis, bahkan setelah badai kecil. Permukaan kedap air juga menghambat pengisian ulang air tanah, menghasilkan banyak limpasan yang tercemar, dan mengurangi aerasi tanah. Selain itu, mereka mengumpulkan panas, membuat lingkungan sekitarnya jauh lebih panas, dan mereka menghambat pertumbuhan pohon dan tanaman, yang berkontribusi pada pengembangan panas dengan menghilangkan naungan sekaligus mengurangi kualitas udara, karena pohon dan tanaman biasanya bertindak seperti scrubber raksasa untuk menarik kotoran dari udara.

Kondisi yang terkait dengan bahan kedap air sering disamakan dengan yang ditemukan di gurun. Banyak lembaga lingkungan telah mengadvokasi perubahan dalam membangun kebijakan untuk mengatasi masalah ini. Misalnya, paving permeabel dan semi-permeabel dapat digunakan untuk memungkinkan air kembali ke Bumi, atau air banjir dapat dikumpulkan dalam tangki dan disebarkan kembali dengan cara yang terkendali. Tindakan tersebut akan menguntungkan lingkungan selain membuat masyarakat lebih aman dengan mengurangi banjir.