Bagaimana Proses Pembuatan Tablet Obat?

Proses pembuatan tablet obat melibatkan beberapa langkah utama, antara lain pencampuran atau granulasi bahan, pelumasan, pengepresan, dan pelapisan film. Obat yang berbeda akan memerlukan proses pembuatan tablet yang berbeda karena terkadang pencampuran homogen yang memadai memerlukan langkah tambahan. Tablet memerlukan dosis bahan aktif yang tepat serta pencampuran yang tepat, yang mencakup bahan yang didistribusikan secara merata dalam jumlah yang sesuai.

Salah satu strategi paling sederhana untuk membuat tablet adalah dengan mencampurkan bahan-bahannya. Proses pencampuran umumnya terjadi ketika bahan-bahan dalam bentuk bubuk, dan mereka membutuhkan mesin untuk mencampurnya dengan kecepatan tinggi. Jika teknik pencampuran tidak memadai, proses granulasi akan diterapkan dalam proses pembuatan tablet obat.

Dua bentuk utama granulasi adalah granulasi basah dan granulasi kering. Selama proses granulasi basah, bahan bubuk digabungkan dengan cairan, yang dikenal sebagai pengikat. Pengikat dapat berupa organik atau berair dan harus menghindari menonaktifkan obat, dan juga harus diukur dengan hati-hati untuk memastikan konsistensi terbaik dan kekuatan granul. Setelah tercampur, granul mengalami proses pengayakan untuk menyaring agregat yang terlalu besar, diikuti dengan proses pengeringan.

Granulasi kering juga sering digunakan dalam proses pembuatan tablet, dan melibatkan pembuatan butiran menggunakan metode pemadatan. Ini menghasilkan butiran yang lebih kecil daripada granulasi basah, umumnya lebih murah, dan sebagian besar digunakan untuk bahan yang bereaksi negatif terhadap kelembaban. Setelah proses granulasi, obat dilumasi dengan bentuk bubuk asam lemak biasa, seperti asam stearat.

Setelah bubuk atau butiran telah terbentuk, bahan dikompresi menjadi bentuk tablet dalam mesin pemadatan atau pengepres. Ini biasanya melibatkan tahap pra-tamping dan kompresi, yang dicapai pada kecepatan tinggi mulai dari 50 hingga 500 milidetik. Beberapa faktor dapat berdampak negatif pada pembentukan tablet, termasuk distribusi berat atau kepadatan bubuk yang tidak merata, kelengketan dan kurangnya pelumas, dan mesin yang buruk, yang berpotensi membuat pecah atau merusak tablet yang baru dibentuk.

Tablet juga sering dilapisi campuran polisakarida untuk perlindungan dan peningkatan rasa. Pelapis tidak hanya melindungi obat dan memperpanjang umur simpannya, tetapi juga melindungi lapisan kerongkongan dan lambung dari obat-obatan tertentu yang lebih keras karena tablet yang membutuhkan waktu lebih lama untuk larut akan mengurangi iritasi lambung. Banyak tablet juga mengandung alur atau penanda yang memungkinkan terjadinya pemisahan pil. Mesin khusus dapat membagi tablet yang diproduksi sebelumnya untuk memvariasikan dosis di setiap pil.