Apa itu Whitetopping?

Whitetopping adalah proses atau strategi konstruksi yang membutuhkan penerapan lapisan beton ke permukaan bagian perkerasan aspal yang ada. Ide di balik proses khusus ini adalah untuk memperpanjang umur aspal dan dalam beberapa kasus meningkatkan penampilan luar. Ada berbagai pendekatan untuk whitetopping, dengan beberapa proses yang membutuhkan pengikatan lapisan beton ke aspal yang mendasarinya sementara metode lain tidak memerlukan ikatan apa pun.

Biasanya, pengikatan lapisan putih terjadi dengan aplikasi lapisan beton yang lebih tebal. Dikenal sebagai whitetopping konvensional atau tidak terikat, pendekatan ini sangat ideal untuk area lalu lintas tinggi, seperti jalan atau jalan yang mengalami arus lalu lintas yang stabil sepanjang hari biasa. Pengikatan sebenarnya dilakukan dengan memberi tekstur pada aspal di bawahnya sebelum menuangkan beton, mengurangi kehalusan sehingga beton sebagian dapat meresap ke permukaan aspal. Sebaliknya, lapisan putih berikat biasanya membutuhkan aplikasi lapisan tipis beton pada aspal di bawahnya, sehingga ideal untuk situasi di mana lalu lintas yang terjadi relatif sedikit.

Di hampir semua setting, proses whitetopping membantu melindungi dan memperpanjang umur aspal. Tergantung pada aplikasi spesifiknya, beton bertulang serat dapat digunakan untuk memberikan kekuatan tambahan pada lapisan tersebut. Ini sangat efektif ketika strategi digunakan untuk menambah kekuatan dan daya tahan pada bagian aspal yang melihat lalu lintas dan tekanan terus-menerus dari satu hari ke hari berikutnya. Biasanya, komunitas yang berbeda memiliki kode bangunan yang membantu menentukan seberapa tebal beton harus digunakan dalam aplikasi tertentu. Kontraktor jalan lokal berkonsultasi dengan kode sebelum menentukan jenis beton yang akan digunakan dan memutuskan tingkat ketebalan yang diperlukan untuk menciptakan tingkat perlindungan yang diinginkan.

Seperti halnya semua jenis proyek konstruksi, pelaksanaan whitetopping yang tepat sangat penting untuk keberhasilan proyek. Kegagalan dalam menggunakan jenis semen yang tepat atau mencampur semen dengan kombinasi agregat dan air yang tepat dapat mengakibatkan keretakan, susut, atau masalah lain yang membuat lapisan beton menjadi tidak efektif. Untuk alasan ini, tidak jarang agregat disiapkan dan diukur dengan sangat hati-hati sehubungan dengan semen yang juga merupakan bagian dari beton, dan juga untuk mengontrol jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran. Dalam beberapa kasus, ini melibatkan pencucian agregat untuk menghilangkan kotoran yang dapat menyebabkan beton retak atau mengendap selama atau setelah proses perawatan.