Apa itu Plester Kapur?

Plester kapur adalah bahan bangunan yang terbuat dari air, pasir, dan kapur. Ini sering dikacaukan dengan mortar kapur atau jenis plester lainnya yang mengandung sedikit kapur atau semen, yang secara drastis mengubah sifat material. Substansi datang dalam bentuk dempul atau bubuk. Bentuk yang paling umum digunakan dari jenis plester ini adalah kapur terhidrasi, juga dikenal sebagai kapur udara atau kapur kalsium tinggi.

Kapur terhidrasi pertama-tama diatur dengan air dan kemudian dengan karbonasi, juga dikenal sebagai penyerapan kembali CO2. Ini berarti bahwa ia membutuhkan udara agar dapat disetel sepenuhnya. Plester kapur terhidrasi memerlukan waktu beberapa bulan untuk benar-benar kering, tetapi ini diinginkan untuk konstruksi karena kemudahan aplikasi.

Meskipun penggunaannya menurun dengan perkembangan semen, plester kapur telah digunakan sejak zaman kuno sebagai bahan untuk bangunan, trotoar, dan untuk barang-barang kecil lainnya seperti pot. Penggalian arkeologi modern telah menemukan bahan tersebut di berbagai daerah seperti Mesir, Cina, dan Meksiko, di mana bahan itu sering digunakan oleh suku Aztec. Bulu kuda adalah bahan pengikat yang umum dalam bentuk tradisional plester kapur.

Mortar kapur juga merupakan bahan bangunan kuno di beberapa kebudayaan. Itu juga terbuat dari kapur, pasir, dan air. Perbedaan utama antara mortar kapur dan plester kapur adalah penggunaan material yang spesifik.
Karena merupakan bahan kaustik, perawatan harus dilakukan untuk menghindari kontak dengan kulit dan mata saat menggunakan jenis plester. Penting untuk mengenakan pakaian pelindung, termasuk sarung tangan, kacamata, dan pakaian dari bahan yang cukup kokoh. Agar dapat dengan cepat mengatasi kontak yang tidak disengaja dengan material, disarankan untuk menyediakan air bersih di dekat lokasi kerja.

Dalam kasus paparan plester kapur yang tidak disengaja, langkah pertama biasanya adalah menghilangkan bahan dari area yang terkena. Kemudian segala jenis asam ringan, seperti jus lemon atau cuka, dapat digunakan untuk menetralkan apa yang tersisa di kulit. Jika mata terkena, area tersebut harus dibilas dengan air dan profesional medis harus berkonsultasi sesegera mungkin.

Dengan meningkatnya popularitas praktik bangunan hijau, plester kapur juga mengalami kebangkitan popularitas. Ini telah sering digunakan sebagai pengganti plesteran biasa. Ini terutama karena plester kapur mengeluarkan tingkat CO2 yang lebih rendah secara eksponensial daripada bahan bangunan dengan dasar semen.