Apa saja jenis-jenis Mulsa yang Diparut?

Ada beberapa jenis mulsa parut di pasaran, beberapa di antaranya organik. Salah satu jenis mulsa organik yang lebih populer terbuat dari kayu yang telah digiling menjadi potongan-potongan kecil atau irisan. Jenis mulsa lain yang telah diparut adalah mulsa karet. Meski tidak organik, mulsa ini ramah lingkungan karena menggunakan ban karet daur ulang. Mulsa robek juga dapat dibuat dari limbah halaman organik daur ulang, menggunakan serpihan kayu, potongan rumput, ranting, atau daun yang telah dipotong.

Mulsa kayu parut dibuat dengan menggiling kulit kayu yang telah dikupas dari pohon sebelum kayu gelondongan diproses menjadi kayu. Jenis kayu yang digunakan bervariasi, tergantung dari mana mulsa berasal. Mulsa ini dapat terdiri dari kayu poplar, oak, pinus, cemara, cedar, ceri atau maple. Mulsa dapat dibiarkan dengan warna kayu alami atau diwarnai dengan warna tanah, seperti emas, merah, coklat, hitam atau cokelat.

Jenis mulsa parut ini memiliki konsistensi yang berbeda: parutan tunggal, robekan ganda atau robekan rangkap tiga. Sementara proses merobek-robek mengubah penampilan mulsa, itu juga mempengaruhi berapa lama mulsa akan bertahan sebelum terurai. Umumnya, mulsa sobek tunggal akan bertahan lebih lama karena memiliki potongan kayu yang lebih besar yang membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai. Sementara mulsa parut rangkap tiga memiliki konsistensi yang bisa lebih mudah dikerjakan, mungkin perlu didandani lebih sering.

Di sisi non-organik, mulsa karet parut akan bertahan lebih lama daripada mulsa kayu. Jenis mulsa yang relatif baru ini terbuat dari dinding samping ban karet daur ulang. Ini dapat ditemukan di beberapa taman bermain karena menyediakan bantal lembut di bawah gym hutan, ayunan, dan perosotan. Karet parut juga dapat berguna untuk keperluan lansekap karena tidak memerlukan banyak perawatan. Mulsa parut ini dapat dibeli dalam berbagai warna agar sesuai dengan lanskap desainer dalam rona biru, hijau, abu-abu, dan warna tanah lainnya.

Tentu saja, jika seorang tukang kebun lebih menyukai tampilan yang lebih alami, dia hanya perlu melihat ke hutan untuk mengamati bagaimana alam menyediakan daun organik, ranting, jarum pinus atau mulsa cabang. Pemilik rumah dapat memilih untuk membuat resep mulsa mereka sendiri, menggabungkan yang terbaik dari apa yang ditawarkan alam. Daun yang telah diparut, potongan rumput yang tidak dirawat, serpihan kayu, dan ranting dapat memberikan mulsa yang tampak alami, organik, dan alami yang mudah disimpan di dompet.