Apa itu Forensik Botani?

Kematian tanaman yang tiba-tiba dapat membuat tukang kebun dalam kekacauan total. Oleh karena itu, forensik botani sering digunakan di kebun untuk menentukan penyebab kematian pada tanaman, terutama yang dipertanyakan. Forensik botani menggunakan bukti botani, seperti sampel tanah atau jaringan tanaman, selain pemeriksaan dekat tanaman korban dan daerah sekitarnya. Potensi “TKP” ini dapat menjadi petunjuk penting tentang penyebab kematian mendadak.

Ada banyak alasan untuk kematian tanaman secara tiba-tiba. Apa pun dari tanah yang tidak menguntungkan hingga hama dan penyakit dapat menyebabkan tanaman mati. Kekurangan nutrisi, bahan kimia dan kondisi lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Forensik botani melibatkan penyempitan bidang kemungkinan tersangka menjadi salah satu dari dua faktor yang terkait dengan kematian tanaman—agen hidup atau agen tak hidup. Agen hidup termasuk serangga atau hama hewan serta agen penyebab penyakit seperti jamur atau bakteri. Agen tak hidup umumnya terkait dengan tanah, defisiensi, bahan kimia, dan faktor lingkungan.

Salah satu aspek terpenting dari forensik botani adalah penelitian yang baik. Pertama, tanaman korban harus diidentifikasi dan kemudian diteliti secara menyeluruh. Untuk mempersempit bidang tersangka, semua masalah yang terkait dengan pabrik harus dicatat. Langkah selanjutnya termasuk pemeriksaan tanaman untuk bukti fisik seperti daun kuning, bekas gigitan, bintik-bintik lunak, dll. Selain bukti fisik yang diambil dari tanaman, lokasi tumbuh juga harus diperiksa secara menyeluruh.

Periksa situs untuk tanda-tanda kerusakan serangga yang terlihat. Ini mungkin termasuk anyaman, kulit cor, telur, tempat mengunyah, dll. Kerusakan hewan, terutama dari hewan pengerat, juga harus diperhatikan. Mungkin ada tanda-tanda mengunyah, bekas gigi, batang patah, jejak binatang atau bahkan kotoran. Teliti serangga asli dan satwa liar lainnya, kumpulkan informasi tentang makanan dan habitat favorit mereka. Bandingkan temuan ini dengan tanaman dan semua informasi lain yang tercatat untuk lebih mempersempit daftar pelakunya.

Agen tak hidup, seperti penyakit, mungkin lebih sulit ditentukan tanpa pengujian laboratorium. Namun, pada pemeriksaan dekat tanaman mati, mungkin ada tanda-tanda penyakit atau penderitaan lainnya, seperti nutrisi yang buruk atau kerusakan kimia. Mungkin ada bintik-bintik bulat yang berubah warna. Tanaman bisa berlendir dalam tekstur dengan bau busuk. Kerusakan kimia dapat menunjukkan tanda-tanda luka bakar, ujung daun kecoklatan, tanaman kerdil, pertumbuhan seperti empedu, dll. Umumnya, sampel tanah dari lokasi dapat membantu menentukan apakah salah satu dari kondisi ini ada.

Faktor lingkungan, yang meliputi perubahan cuaca, cahaya, dan suhu yang signifikan dapat menyebabkan kematian tanaman secara tiba-tiba. Cari lokasi untuk batang yang patah, daun yang memar atau rusak, pertumbuhan yang berkurang, daun yang rontok, dan sistem akar yang terlalu kering atau basah. Sekali lagi, bukti botani bersama dengan penelitian harus mempersempit kemungkinan penyebab yang berkontribusi. Kadang-kadang, forensik botani digunakan untuk membantu dalam memecahkan kejahatan lain juga. Tanaman yang dikumpulkan dalam TKP tertentu dapat digunakan untuk mengetahui musim apa kejahatan terjadi, lokasi geografis asalnya, dan banyak lagi. Forensik botani adalah ilmu yang luar biasa baik di dalam maupun di luar bidang taman.