Pohon pala adalah pohon cemara tropis yang berasal dari Kepulauan Maluku di Indonesia. Ini telah banyak dibudidayakan dan tumbuh di iklim tropis di seluruh dunia. Pohon pala ditanam terutama sebagai sumber benih yang digunakan untuk membuat dua bumbu populer yang digunakan dalam masakan. Baik pala maupun fuli berasal dari buah pohon pala.
Pohon pala adalah pohon cemara aromatik yang besar, biasanya tumbuh hingga ketinggian 40 kaki (12.2 m) dan mampu mencapai ketinggian 70 kaki (21.3 m). Daun runcingnya berwarna hijau tua dan panjangnya kira-kira 4 cm. Pohon pala bersifat dioecious, artinya setiap pohon memiliki jenis kelamin tertentu, dan pohon jantan dan betina menghasilkan buah.
Baik pohon jantan maupun betina menghasilkan bunga berbentuk lonceng dengan kelopak kuning pucat dan berlilin. Setelah diserbuki, bunga betina menghasilkan buah berdaging yang bentuknya mirip dengan aprikot, dengan alur memanjang. Buah membelah di sepanjang alur ini untuk mengungkapkan biji besar dengan penutup merah cerah.
Gada dibuat dari lapisan luar biji yang berwarna merah. Lapisan ini, yang disebut aril, dikeluarkan dengan hati-hati dari kernel dan dibiarkan kering. Saat mengering, aril berubah menjadi coklat kekuningan dan menjadi rapuh. Setelah kering, bisa digiling halus untuk digunakan dalam memasak.
Benih membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk benar-benar kering, yang diketahui ketika kernel bergetar di dalam cangkang. Kernel adalah bagian yang orang kenal sebagai pala. Biji pala dapat langsung digiling untuk kemudahan penggunaan dan pengemasan, tetapi seringkali biji pala dibiarkan utuh untuk mempertahankan rasanya lebih lama.
Selama Abad Pertengahan, para pedagang Arab mengimpor pala ke Barat, dengan hati-hati menyembunyikan asal mula rempah-rempah tersebut. Mereka menikmati monopoli yang menguntungkan sampai Portugal menaklukkan Maluku pada tahun 1511. Portugis, dan kemudian Belanda, berusaha mempertahankan monopoli ini selama berabad-abad dengan membatasi pertumbuhan pohon pala di dua pulau, tetapi pada akhir abad ke-18, perkebunan pala bermunculan di Afrika dan Karibia.
Pada awal abad ke-21, penanaman pala telah mencapai Malaysia, India dan Papua Nugini. Populasi pohon pala yang mapan di Karibia dan bagian selatan Afrika terus berkembang. Meskipun demikian, sebagian besar produksi pala dipusatkan di wilayah asli pohon itu, dengan Indonesia dan Grenada mendominasi pasar dunia.