Apa Metode Berbeda untuk Perbanyakan Bambu?

Bambu adalah tanaman berserat yang kuat dengan berbagai kegunaan. Itu bisa dibuat menjadi tekstil, alat musik, atau digunakan sebagai bahan bangunan. Bisa juga dimakan atau dijadikan tanaman hias. Dalam beberapa tahun terakhir, bambu telah menjadi pengganti kayu dan plastik yang populer di lantai laminasi karena merupakan pilihan yang lebih berkelanjutan. Bambu tumbuh dengan cepat dan relatif mudah diperbanyak. Ada tiga metode utama perbanyakan bambu.

Metode perbanyakan bambu yang paling sulit adalah menanamnya dari biji. Sebagian besar spesies bambu cenderung berbunga dan menghasilkan biji hanya pada akhir masa hidupnya, jika ada, dan beberapa spesies bambu dapat hidup hingga 120 tahun. Pembungaan tidak dapat diprediksi dan tidak konsisten, yang membuatnya sulit untuk mengumpulkan benih. Benih bambu memiliki umur yang pendek, dan harus disimpan dalam kondisi yang dikontrol dengan hati-hati agar tetap dapat bertahan hidup.

Pendekatan lain untuk perbanyakan bambu disebut pembagian rumpun atau penyeimbangan rimpang. Rimpang adalah batang bawah tanah yang menghasilkan akar dan tunas. Ketika rimpang dengan tangkai tunas dipotong dari rimpang utama, ia mampu tumbuh menjadi tanaman baru. Ada dua pendekatan untuk jenis perbanyakan vegetatif ini. Salah satu cara melibatkan pemotongan rimpang tunas tunggal dari rimpang induk dan menanamnya kembali. Cara lainnya adalah dengan memotong rimpang induk menjadi dua bagian atau lebih dan menanamnya secara terpisah.

Jenis ketiga dari perbanyakan bambu melibatkan penanaman tanaman baru baik dari cabang yang dipotong atau dari batang. Batang adalah batang berongga dari tanaman bambu yang tumbuh di atas tanah. Pada kedua metode tersebut, tanaman yang dihasilkan merupakan tiruan dari tanaman induk, sehingga metode perbanyakan ini berguna untuk menyeleksi tanaman dengan kualitas yang diinginkan. Cabang yang dipotong, atau batang, biasanya ditempatkan di dalam air dengan enzim perakaran untuk mendorong pertumbuhan akar yang cepat, dan kemudian potongan itu ditempatkan di tanah.

Salah satu tantangan perbanyakan bambu adalah bahwa penanam perlu mengetahui usia tanaman yang tepat. Rimpang yang dipotong dari rimpang induk hanya akan hidup selama induknya, sehingga tidak efektif menanam rimpang dari tanaman yang lebih tua. Stek yang diambil dari tanaman bambu muda yang berumur kurang dari satu tahun lemah dan kecil kemungkinannya untuk berkembang. Seorang petani bambu harus menyimpan catatan usia semua tanaman dengan cermat agar dapat menyebarkannya secara efektif.