Peternakan cacing tanah adalah wadah kedap air yang diisi dengan cacing pengompos dan tanah kebun. Peternakan ini digunakan untuk membuang sampah organik dengan cara yang bermanfaat bagi lingkungan. Bahan organik, seperti sisa meja rumah tangga, dapat diberikan kepada cacing. Sebagai imbalannya, cacing menciptakan tanah yang kaya nutrisi yang dapat didaur ulang untuk penggunaan rumput dan taman.
Tujuan budidaya cacing tanah adalah untuk membuang sampah organik secara efisien dan ramah lingkungan. Memberi makan potongan meja tertentu ke cacing dapat mengurangi limbah rumah tangga, yang menghemat uang dan membantu mengurangi luapan TPA. Selain membuang sampah organik, cacing membantu menciptakan tanah yang subur dan subur. Tanah yang sehat ini dapat didaur ulang untuk halaman rumput dan kebun.
Hanya jenis cacing tanah tertentu yang cocok untuk budidaya cacing tanah. Cacing yang umum ditemukan di halaman rumput dan kebun tidak tumbuh atau kompos dengan baik di peternakan. Eisenia foetida adalah spesies cacing pengompos yang dianggap paling baik untuk digunakan di peternakan cacing tanah. Nama-nama umum untuk cacing ini termasuk jentik-jentik merah, nightcrawler Eropa, cacing merah, cacing brandling dan cacing harimau.
Peternakan cacing tanah tidak berukuran besar. Cacing hidup di tempat sampah yang dapat ditumpuk di mana mereka memakan sampah dan berkembang biak di tanah. Peternakan cacing tanah bisa cukup kecil untuk dibawa dan bisa terbuat dari plastik atau kayu, asalkan wadahnya kedap air. Peternakan cacing tanah berkembang paling baik di daerah yang teduh atau gelap, jauh dari getaran berat.
Memulai peternakan cacing tanah membutuhkan wadah kedap air dengan lubang di atasnya untuk ventilasi. Pertama, wadah harus dilapisi dengan koran dan sampah organik seperti kulit telur yang dihancurkan. Tanah kebun yang lembab dan cacing tanah kemudian dapat ditambahkan. Merawat peternakan cacing tanah cukup sederhana, karena cacing tanah tidak membutuhkan dorongan untuk makan dan berkembang biak.
Meskipun pemeliharaan cacing tanah dianggap rendah, terkadang masalah dapat muncul. Jika cacing mulai mati, peternakan mungkin terlalu panas dan harus ditempatkan di area yang lebih dingin. Jika cacing mencoba melarikan diri, tanah harus dibasahi. Peternakan cacing tanah yang bau berarti cacing terlalu sering diberi makan, dan masih ada sisa makanan yang perlu dikonsumsi sebelum pakan baru ditambahkan.
Hanya jenis sampah organik tertentu yang boleh diberikan kepada cacing tanah. Makanan terbaik untuk peternakan cacing tanah adalah roti, kulit telur, teh celup, ampas kopi, sayuran dan kertas. Meskipun buahnya juga baik untuk peternakan cacing tanah, sebaiknya limbah jeruk tidak digunakan, karena berbahaya bagi cacing. Daging, produk susu, bawang dan kotoran juga bisa berbahaya bagi cacing tanah dan harus dihindari.