Sebuah taman sensorik berusaha untuk menghidupkan saraf sensorik melalui pemilihan khusus dan penataan yang cermat dari berbagai elemen taman. Persepsi sensorik yang berkisar dari penglihatan dan pendengaran, penciuman dan sentuhan, bahkan rasa dapat dibangkitkan oleh taman sensorik. Siapa pun dapat mengambil bagian dalam pengalaman taman sensorik, tetapi ini sangat membantu bagi individu penyandang disabilitas yang memengaruhi respons sensorik mereka.
Fokus umum dari semua taman sensorik adalah penciptaan pengalaman mendalam yang menarik bagi satu atau lebih dari panca indera dan itu berada di luar jangkauan taman normal. Pengalaman bagi pengamat dan peserta sering digambarkan sebagai sesuatu yang menyegarkan, santai, dan merangsang. Sebuah taman sensorik dapat melayani tujuan terapeutik dan pendidikan untuk anak-anak dan orang dewasa sama. Namun, taman-taman ini sering dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan kelompok penyandang cacat, seperti tunanetra. Akibatnya, individu dengan saraf sensorik yang terganggu atau tidak berfungsi dapat memperoleh pengalaman sensorik yang berakar pada revitalisasi fisik atau mental yang seharusnya hilang dari mereka.
Elemen taman yang menjadi ciri utama taman sensorik antara lain hardscape dan plant display. Elemen hardscape adalah detail fisik taman yang mengecualikan tanaman. Mereka adalah bagian integral dari pengalaman sensorik, karena penataan dinding, jalan setapak, tempat duduk dan papan nama dapat memungkinkan kemudahan akses dan interaktivitas, yang semuanya merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan saat merancang taman sensorik untuk digunakan oleh individu penyandang cacat.
Pemilihan tanaman tergantung pada tingkat interaksi pengunjung yang diperbolehkan di taman. Pengunjung biasanya didorong untuk melihat dan menyentuh tanaman dari dekat untuk pengalaman yang mendalam. Reaksi dari pengecapan dan penciuman tanaman juga dapat ditimbulkan, dan tindakan tersebut dapat memerlukan pelepasan bagian tanaman untuk melakukannya. Karena tingginya tingkat interaktivitas yang diharapkan, pemilihan tanaman harus aman untuk disentuh dan dikonsumsi, tahan lama dan kuat, dan sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Taman sensorik dapat dirancang untuk merangsang satu atau beberapa indera tertentu dan biasanya disesuaikan dengan pertimbangan kecacatan tertentu dari audiens yang dituju. Sebuah taman berorientasi visual dapat fokus pada detail seperti tekstur, skema warna, bentuk dan ukuran, dan pergerakan tanaman dan elemen hardscape. Taman mungkin menawarkan isyarat yang dapat didengar dengan memasukkan suara tanaman, seperti gemerisik dan gemerisik daun, dan mungkin menggunakan air terjun, lonceng, dan komponen fisik lainnya untuk meningkatkan pengalaman suara. Untuk pengalaman penciuman, sifat harum spesifik dari setiap tanaman dipertimbangkan karena beberapa tanaman mungkin mengeluarkan bau hanya pada waktu tertentu dalam sehari atau di bawah rangsangan fisik. Selain mempromosikan pengalaman sensorik, taman sensorik dapat menjadi usaha terapi dan peremajaan bagi pengunjung.