Apa saja Jenis Senjata Aikido yang Berbeda?

Senjata Aikido termasuk pedang kayu, yang disebut bokken; staf pendek, disebut jo; dan pisau, yang disebut tanto. Bokken, jo dan tanto telah digunakan dalam pelatihan aikido sejak didirikan pada tahun 1920 oleh Morihei Ueshiba. Ueshiba ingin menciptakan jenis seni bela diri yang akan menggunakan momentum penyerang untuk melawan mereka. Ini mirip dengan filosofi di balik jujitsu. Sesuai dengan penekanannya pada pertahanan atas pelanggaran, pelatihan senjata aikido tidak berfokus pada mengajar praktisi bagaimana menyerang dengan senjata, tetapi bagaimana membela diri jika diserang. Pelatihan untuk melucuti senjata dari serangan senjata api juga telah dilaksanakan di beberapa sekolah aikido.

Bokken adalah pedang kayu yang digunakan dalam pelatihan senjata aikido. Ini dimaksudkan murni untuk tujuan pelatihan dan tidak dianggap terlalu andal dalam skenario pertempuran yang sebenarnya. Panjangnya biasanya sekitar 40 inci (101.6 sentimeter), mirip dengan ukuran katana—pedang samurai Jepang—atau shinai, pedang bambu yang digunakan dalam latihan kendo. Ada variasi bokken yang lebih pendek yang dimaksudkan untuk meniru panjang pedang yang berbeda. Bokken dibuat dari berbagai jenis kayu, seperti Oak putih dan merah, Jatoba dan Hickory. Sekolah pelatihan yang berhubungan dengan bokken disebut aiki-ken.

Jo adalah pokok lain dari pelatihan senjata aikido. Jo adalah staf yang pendek. Panjang jo tergantung pada ketinggian praktisi; berdiri vertikal, itu harus muncul tepat di bawah ketiak. Seperti bokken, berbagai jenis kayu digunakan untuk membuat jo. Sekolah pelatihan yang berhubungan dengan jo disebut aiki-jo.

Senjata aikido klasik ketiga adalah tanto, atau pisau. Tanto yang digunakan untuk pelatihan terbuat dari kayu atau plastik. Panjang bilah biasanya sekitar 13 inci (33 sentimeter). Teknik untuk mengambil pisau dan melucuti senjata dikelompokkan di bawah sekolah pelatihan taijitsu.

Pelatihan senjata Aikido menginstruksikan praktisi untuk menggunakan momentum penyerang melawan mereka. Ini menghasilkan gerakan tangan terbuka yang lebih lambat. Dengan demikian, biasanya dibutuhkan waktu lebih lama sebelum praktisi aikido merasa cukup nyaman untuk menggunakan pelatihan mereka dalam skenario pertempuran yang sebenarnya. Seni bela diri lain yang lebih ofensif mungkin lebih cocok untuk mempelajari keterampilan bela diri yang dapat diterapkan dengan cepat. Jujitsu mirip dengan aikido, yang juga mengajarkan praktisi untuk memanfaatkan gerakan penyerang. Dengan bentuknya yang lambat dan sabar, aikido juga cocok untuk meditasi spiritual, dan sering dipraktikkan untuk tujuan itu.